- Back to Home »
- Berita Nasional »
- Ketua DPR Menyetujui Anggota DPR Plesir ke Jerman
Posted by : Marketing IndiHome
Kamis, 22 November 2012
Ketua DPR Menyetujui Anggota DPR Plesir ke Jerman - Jakarta, Aksi anggota DPR yang bertandang ke Jerman ternyata disetujui oleh sang Ketua DPR, Marzuki Alie.
Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini menganggap aktivitas jalan-jalan dan belanja yang dilakukan oleh anggota DPR selama studi banding tersebut bukan sebuah masalah yang besar. Aktivitas seperti ini menurutnya justru bisa memperluas wawasan anggota DPR di luar negeri.
“Istilahnya, sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Jadi tidak masalah kalau mereka jalan-jalan sambil studi banding,” katanya seperti dikutip Tempo.com pada Kamis, 22 November 2012.
Sebelumnya diberitakan bahwa Persatuan Pelajar Indonesia di Jerman menangkap basah beberapa anggota DPR RI yang sedang berbelanja di pusat perbelanjaan di Kota Berlin, Jerman. Mereka yang sedang berbelanja itu adalah bagian dari rombongan anggota DPR yang sedang menjalani studi banding pembahasan Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran.
Salah satu anggota DPR yang tertangkap kamera adalah, Hayono Isman, anggota Fraksi Demokrat yang terlihat asyik memilih dasi di sebuah toko. Selain Hayono, sejumlah anggota DPR lainnya juga tertangkap kamera sedang berbelanja di pertokoan Berlin.
Menanggapi hal ini, Marzuki menganggapnya wajar karena aktivitas jalan-jalan akan memperluas wawasan anggota DPR berkembang.
“Kalau saya, memang saya anjurkan untuk jalan-jalan. Supaya bisa melihat dunia itu seperti apa, biar lebih luas wawasannya. Kalau habis kerja cuma tidur di kamar, bodoh namanya,” katanya lagi.
Malahan, Marzuki Alie menyarankan agar PPI juga berkaca pada dirinya sendiri. Menurut Marzuki, selama ini para pelajar Indonesia tidak hanya belajar saja namun juga jalan-jalan seperti halnya para anggota DPR.
Aksi DPR berplesiran ke Jerman diketahui setelah anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia tersebut menguntit mereka dan merekam setiap aksi yang mereka lakukan di sana. PPI Berlin itu menyimpulkan bahwa kunjungan DPR ke Jerman telah salah alamat karena badan yang didatangi di Jerman tidak sesuai dengan tujuan studi banding sebenarnya
[ sumber ]
Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini menganggap aktivitas jalan-jalan dan belanja yang dilakukan oleh anggota DPR selama studi banding tersebut bukan sebuah masalah yang besar. Aktivitas seperti ini menurutnya justru bisa memperluas wawasan anggota DPR di luar negeri.
“Istilahnya, sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Jadi tidak masalah kalau mereka jalan-jalan sambil studi banding,” katanya seperti dikutip Tempo.com pada Kamis, 22 November 2012.
Sebelumnya diberitakan bahwa Persatuan Pelajar Indonesia di Jerman menangkap basah beberapa anggota DPR RI yang sedang berbelanja di pusat perbelanjaan di Kota Berlin, Jerman. Mereka yang sedang berbelanja itu adalah bagian dari rombongan anggota DPR yang sedang menjalani studi banding pembahasan Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran.
Salah satu anggota DPR yang tertangkap kamera adalah, Hayono Isman, anggota Fraksi Demokrat yang terlihat asyik memilih dasi di sebuah toko. Selain Hayono, sejumlah anggota DPR lainnya juga tertangkap kamera sedang berbelanja di pertokoan Berlin.
Menanggapi hal ini, Marzuki menganggapnya wajar karena aktivitas jalan-jalan akan memperluas wawasan anggota DPR berkembang.
“Kalau saya, memang saya anjurkan untuk jalan-jalan. Supaya bisa melihat dunia itu seperti apa, biar lebih luas wawasannya. Kalau habis kerja cuma tidur di kamar, bodoh namanya,” katanya lagi.
Malahan, Marzuki Alie menyarankan agar PPI juga berkaca pada dirinya sendiri. Menurut Marzuki, selama ini para pelajar Indonesia tidak hanya belajar saja namun juga jalan-jalan seperti halnya para anggota DPR.
Aksi DPR berplesiran ke Jerman diketahui setelah anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia tersebut menguntit mereka dan merekam setiap aksi yang mereka lakukan di sana. PPI Berlin itu menyimpulkan bahwa kunjungan DPR ke Jerman telah salah alamat karena badan yang didatangi di Jerman tidak sesuai dengan tujuan studi banding sebenarnya
[ sumber ]