- Back to Home »
- Bupati Sibuk Nikahi ABG, Anak SD Di Garut Sekolah Naik Rakit
Posted by : Marketing IndiHome
Rabu, 28 November 2012
Bupati Sibuk Nikahi ABG, Anak SD Di Garut Sekolah Naik Rakit - Bupati Garut Aceng HM Fikri menjadi perbincangan warganya. Bupati berusia 40 tahun itu menikah lagi secara siri dengan seorang gadis berusia 18 tahun. Gadis bernama FO itu kemudian diceraikan empat hari kemudian, alasannya karena sang gadis tidak perawan lagi.
Kasus ini menjadi perhatian nasional. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku akan memanggil Aceng untuk meminta keterangan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar juga mendukung langkah jika FO mau melanjutkan proses hukum.
"Kalau memang dilakukan upaya hukum, ya kita dukung upaya hukum itu," kata Linda.
Aceng sendiri mengaku semua permasalahan sudah diselesaikan. Dia heran masalah ini dibesar-besarkan. Aceng menduga ada motif politik di balik kasus ini untuk menyerang dirinya.
Sementara perhatian Aceng tersedot masalah pernikahan dengan ABG, infrastruktur Garut tak terurus. Anak SD terpaksa sekolah naik rakit akibat jembatan yang ambruk tak kunjung diperbaiki.
Puluhan siswa SD dan SMP Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali bersekolah menggunakan rakit, Rabu, karena air sungai meluap sedangkan jembatan sebagai akses jalan utama ambruk sejak Januari 2012. Demikian dikutip dari antara.
Salah seorang guru SDN Mekarmukti 2, Asep Sopendi, mengatakan siswa yang tinggal di Kampung Cadas Bodas, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, sebelumnya sejak dua pekan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar karena Sungai Cisanggiri meluap sejak memasuki musim hujan.
Dia mengatakan siswa SD yang tinggal di seberang sungai berjumlah 90 orang, sejak jembatan ambruk, biasanya mereka menyeberang dengan turun ke sungai.
Namun hujan yang terus mengguyur setiap hari, kata Asep, mengakibatkan seringkali anak didiknya tidak dapat sekolah karena arus sungai deras.
"Kalau dipaksakan menyeberang akan berbahaya, makanya siswa kami lebih memilih tidak sekolah dan sekolah juga memakluminya," kata Asep.
Sementara itu, Pembantu Kepala SMP Satu Atap Cibalong, Pepen Purnama, mengatakan anak didiknya yang tinggal di kampung seberang sebanyak 42 orang.
Sebagian siswa itu, kata Pepen, tidak dapat sekolah ketika Sungai Cisanggiri meluap, namun beberapa orang siswa lainnya ada yang sekolah menggunakan sepeda motor dengan memutar arah dengan jarak tempuh selama satu jam.
"Ada siswa kami yang ke sekolah memakai sepeda motor dengan cara memutar arah yang jaraknya jauh. Badan jalannya juga rusak," katanya.
Salah seorang siswa SD kelas IV, Yayu Yuliandini mengaku senang bisa kembali sekolah meskipun harus menggunakan rakit saat menyeberang sungai.
Dia berharap, pemerintah segera memperbaiki jembatan yang ambruk agar mudah dan merasa aman saat menyeberangi sungai.
"Nyeberang naik rakit sebenarnya takut, maunya jembatan dibangun lagi agar aman saat pergi sekolah " katanya.
Ironis memang.
[ sumber ]