- Back to Home »
- Perjuangan Ayah Dera, Cari RS Sampai Tidur Di Parkiran RSCM
Posted by : Marketing IndiHome
Senin, 18 Februari 2013
Perjuangan Ayah Dera, Cari RS Sampai Tidur Di Parkiran RSCM - Setelah anaknya lahir, hati Elias Setya Nugroho langsung tak tenang karena anaknya, Dera Nur Anggraini, harus segera dioperasi. Tempat rumah sakit Dera lahir, Zahira, tidak mampu berbuat banyak karena kekurangan alat medis.
Setelah itu, Elias langsung berusaha mencari rumah sakit rujukan. Rumah sakit pertama yang menjadi tujuan adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Pertama kali daftar, Elias yang tidak mempunyai Kartu Jakarta Sehat (KJS) hanya mendapatkan jawaban bahwa ruangan rumah sakit penuh. Waktu itu Elias hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Elias hanya diminta kembali ke RSCM keesokan harinya. Karena sudah larut malam waktu itu, Elias akhirnya memutuskan tetap menunggu di rumah sakit dan memilih tidur di parkiran rumah sakit.
"Saya sampai nginep di RSCM. Tapi paginya ke sana lagi, jawabannya tetap masih penuh ruangannya," kata Elias kepada kepada merdeka.com, Senin (18/2).
Kemudian, Elias pergi ke rumah sakit lain. Tujuan kedua adalah Rumah Sakit Harapan Kita. Jawabannya pun tak kalah menyakitkan. Sama-sama ditolak. Elias juga ke beberapa rumah sakit lain seperti RS Fatmawati, tapi hasilnya juga nihil.
Karena tak kunjung mendapat pertolongan, Dera meninggal dunia pada Sabtu (16/2) lalu. Bayi mungil itu mengalami sakit pada pernapasannya karena tak kunjung dioperasi.
Elias berharap, kasus anaknya ini tidak dialami oleh orang lain. "Perasaan saya sakit sebagai orang tua, apa yang kita perjuangan tidak diterima. Saya pasrah dengan keputusan yang di atas. Sekarang adiknya (Dara, kembaran Dera) harus benar-benar dirawat (RSUD Tarakan Jakarta). Kami enggak tahu sih berapa biayanya," ujarnya.
Elias juga berpesan, setiap rumah sakit harusnya memberi perhatian kepada orang kecil seperti dirinya. "Setiap rumah sakit harus disiapin ruang prematur (inkubator). Supaya tidak ada korban lagi kayak Dera," ujar Elias yang sehari-hari jualan sandal keliling di pasar malam. [has]
[ sumber ]
Setelah itu, Elias langsung berusaha mencari rumah sakit rujukan. Rumah sakit pertama yang menjadi tujuan adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Pertama kali daftar, Elias yang tidak mempunyai Kartu Jakarta Sehat (KJS) hanya mendapatkan jawaban bahwa ruangan rumah sakit penuh. Waktu itu Elias hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Elias hanya diminta kembali ke RSCM keesokan harinya. Karena sudah larut malam waktu itu, Elias akhirnya memutuskan tetap menunggu di rumah sakit dan memilih tidur di parkiran rumah sakit.
"Saya sampai nginep di RSCM. Tapi paginya ke sana lagi, jawabannya tetap masih penuh ruangannya," kata Elias kepada kepada merdeka.com, Senin (18/2).
Kemudian, Elias pergi ke rumah sakit lain. Tujuan kedua adalah Rumah Sakit Harapan Kita. Jawabannya pun tak kalah menyakitkan. Sama-sama ditolak. Elias juga ke beberapa rumah sakit lain seperti RS Fatmawati, tapi hasilnya juga nihil.
Karena tak kunjung mendapat pertolongan, Dera meninggal dunia pada Sabtu (16/2) lalu. Bayi mungil itu mengalami sakit pada pernapasannya karena tak kunjung dioperasi.
Elias berharap, kasus anaknya ini tidak dialami oleh orang lain. "Perasaan saya sakit sebagai orang tua, apa yang kita perjuangan tidak diterima. Saya pasrah dengan keputusan yang di atas. Sekarang adiknya (Dara, kembaran Dera) harus benar-benar dirawat (RSUD Tarakan Jakarta). Kami enggak tahu sih berapa biayanya," ujarnya.
Elias juga berpesan, setiap rumah sakit harusnya memberi perhatian kepada orang kecil seperti dirinya. "Setiap rumah sakit harus disiapin ruang prematur (inkubator). Supaya tidak ada korban lagi kayak Dera," ujar Elias yang sehari-hari jualan sandal keliling di pasar malam. [has]
[ sumber ]