Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan
Pemanfaatan Sains
Apabila sains didefinisikan atau diartikan di atas paradigma filsafat positivisme (menurut pandangan deisme, agnostisisme dan atheisme), maka gunanya sains itu hanya satu, yakni untuk mensejahterakan ummat manusia, memelihara binatang dan tumbuh-tumbuhan, lingkungan hidup pada umumnya. Akan tetapi jika sains itu didefinisikan atau diartikan di atas paradigma tawhid (monotheisme yang percaya akan wahyu), maka kegunaan sains itu di samping kegunaan yang pertama seperti tersebut tadi, akan bertambah dua lagi, lalu menjadi tiga kegunaannya. Kegunaan sains yang kedua ialah untuk dipakai sebagai ILMU BANTU, sehingga dapat lebih memahamkan wahyu Allah SWT, mendalami makna ayat-ayat Al Quran. Kegunaan ketiga, untuk mendapatkan Rusydun, yaitu petunjuk kebenaran (hidayah), yang efeknya tidak langsung diterima oleh qalbu, melainkan melalui jalur fuad (rasio), baru masuk ke dalam hati.
Kegunaan yang pertama telah diketahui orang pada umumnya, sehingga tidak memerlukan penjelasan lagi secara panjang lebar. Jadi penjelasannya pendek saja, yaitu hanya menyangkut ruang lingkup antara interaksi antara sains dan teknologi. Hasil-hasil kajian sains yaitu pengungkapan TaqdiruLlah (kita tidak lagi memakai istilah hukum alam, karena kita telah tinggalkan definisi sains yang bertumpu di atas filsafat positivisme), memberikan servis pada teknologi untuk mendapatkan disain yang efisien dan efektif. Dikatakan tadi interaksi, oleh karena di samping sains itu memberikan servis pada teknologi, maka pada pihak lain, kalau perlu, teknologi memberikan tekanan pada sains untuk lebih meningkatkan kualitas dirinya, agar dapat memberikan servis yang sangat dibutuhkan oleh teknologi.
Contohnya pada waktu James Watt (1736 - 1819) menemukan (invented) mesin uap pada 1765 yang kemudian dipatenkan pada 1769, waktu itu belum didapatkan (discovered) oleh sains pengungkapan TaqdiruLlah untuk menjadikan mesin uap James Watt itu mencapai efisiensi yang memadai untuk mendapatkan keutungan ekonomis, mengemat bahan bakar dalam operasi mesin uap tersebut. Tekanan kebutuhan akan efisiensi mesin uap itu terhadap sains, menghasilkan lahirnya dua cabang disiplin ilmu dalam sains yaitu ilmu perpindahan kalor (heat transfer) dan termodinamika (thermodynamics).
Penjelasan untuk kegunaan sains yang kedua sudah disajikan dalam Seri 003, yaitu bagaimana S. Yasin 80 dijelaskan dengan mempergunakan sains sebagai ILMU BANTU, yaitu ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan ilmu anatomi tumbuh-tumbuhan.
Maka dalam Seri 006 ini akan dibahas kegunaan sains yang ketiga dengan sedikit lebih diperpanjang uraiannya. Akan kita manfaatkan ilmu termodinamika. Dalam termodinamika dikenal sebuah TaqdiruLlah yang dikenal dengan hukum termodinamika kedua, dengan perumusan Kelvin (semula orang biasa bernama William Thomson, diangkat menjadi bangsawan "nitogasak" dengan gelar Lord Kelvin karena jasanya di bidang fisika, 1824 - 1907), dan perumusan Clausius (Rudolf Julius Emanuel Clausius, 1822 - 1888).
Dalam ulasan ini tidak perlu, karena bukan pada tempatnya, dijelaskan kedua perumusan tersebut, berhubung tulisan ini bukan kuliah termodinamika. Sudah cukup kalau dikemukakan bahwa perumusan Kelvin menjadi asas (bukan azas) mesin-mesin kalor (motor bakar, turbin gas, mesin uap, turbin uap), sedangkan perumusan Clausius menjadi asas mesin pendingin atau pompa kalor. Walaupun perumusan keduanya berbeda, namun hakekatnya sama, yaitu di alam ini terjadi aliran panas dari benda atau sistem yang suhunya lebih tinggi ke benda atau sistem yang suhunya lebih rendah. Dalam proses mengalirnya panas itu baik dalam perumusan Kelvin maupun perumusan Clausus, "entropy" (sebuah besaran dalam termodinamika) akan bertambah besar.
Dalam waktu juta-jutaan tahun yang akan datang, insya-Allah, proses mengalirnya panas akan berhenti, entropi akan maksimum, karena pada segenap pelosok alam semesta ini suhunya sudah sama, akibat panas sudah terbagi rata, habislah persediaan tenaga. Inilah akhir alam semesta dilihat dari disiplin ilmu termodinamika. Jadi dilihat dari segi ilmu termodinamika alam semesta ini sedang mengalami proses pengurangan persediaan tenaga. Entropi makin naik, persediaan tenaga makin berkurang. Entropi makin naik, jangankan berkuran, berhentipun tidak pernah, inilah yang disebut dengan proses tidak berulang (irreversible process).
Boltzmann (Ludwig Boltzmann, 1844 - 1906) tertarik melihat fenomena ini. Berkat kemampuannya yang tinggi dalam matematika, dia dapat menunjukkan bahwa proses penyusutan persediaan tenaga, atau prosesnya naiknya entropi, tidak lain hanya merupakan kasus khusus dari sautu prinsip yang lebih umum. Yaitu bahwa setiap transformasi fisis akan terjadi kerugian ketertiban (loss of order). Dalam hal panas penyusutan persediaan tenaga itu sebenarnya suatu kerugian dalam tertib molekuler.
Landasan pemikiran atheisme bertitik tolak dari postulat / pokok kepercayaan, bahwa alam ini tidak ada permulaannya, tidak pernah tidak ada, jadi tidak perlu Ada yang memulainya. Atau ada pula atheisme yang berpostulat materi "muncul" dengan sendirinya dari ketiadaan.
Marilah kita bedah kedua postulat atheisme tersebut dengan pisau ilmu termodinamika dan prinsrip Boltzmann. Kita dapat menunjukkan kepada golongan atheist itu bahwa postulat alam ini tidak ada permulaannya ditolak oleh hukum termodinamika kedua. Pertama entropi bertambah mulai dari nol hingga tak terhingga. Entropi nol artinya tidak ada aliran panas, itu artinya ada permulaan yaitu materi belum ada yang akan mempunyai suhu. Kedua kalau alam ini tidak ada permulaannya, artinya tak terhingga tuanya, maka proses termodinamis, proses mengalirnya panas, sudah sejak lama mesti berhenti, sudah sejak lama entropi mencapai maksimum, panas sudah sejak lama terbagi secara merata di lam ini. Faktanya sekarang panas belum terbagi rata. Artinya postulat atheisme alam tidak ada permulaannya ditolak oleh ilmu termodinamika.
Adapun postulat atheisme yang menyatakan materi "muncul" begitu saja dengan sendirinya, ditolak oleh prinsip Boltzmann. Untuk transformasi fisik saja memerlukan modal pertama yang yaitu energi, apa pula transformasi dari tidak ada materi menjadi ada materi, perlu sekali modal pertama. Alhasil yang memulai alam semesta, atau yang memberikan modal pertama "munculnya" materi adalah Allah SWT sebagai Al Khaliq, Maha Pencipta.
Entropi yang bertambah terus dari nol hingga maksimum, adalah suatu besaran yang invariant, artinya pertambahan itu berlangsung dengan tidak berubah oleh hukum Relativitas yaitu TaqdiruLlah yang diungkap oleh Einstein (Albert Einstein, lahir 1879). Ruang boleh relatif, waktu boleh relatif dan materi boleh relatif, tergantung pada kecepatan pengamat ataupun obyek yang diamati. Dengan bertambahnya kecepatan pengamat maupunyang diamati ataupun kedua-duanya, ruang menjadi susut, waktu menjadi lambat dan materi bertambah besar massanya. Namun entropi tidak terpengaruh oleh pada posisi / kecepatan pengamat dan obyek yang diamati. Dia akan bertumbuh dari nol hingga maksimum tanpa terpengaruh oleh kondisi alam.
Maka betul-betul entropi dapat dijadikan tolok ukur untuk dapat menunjukkan adanya permulaan dan akhir ciptaan Allah SWT, adanya awal penciptaan ruang + waktu + materi (space, time and matter) oleh Allah SWT. Dan itulah manfaat sains yang ketiga, apabila sains itu didefinisikan dengan bertumpu pada paradigma Tawhid. WaLlahu a'lamu bishshawab
Sains yang Otonom dan Polos Perlu Diredefinisi
Secara gampangnya sains itu adalah proses penafsiran alam semesta yang dapat ditangkap/dideteksi oleh pancaindera, biasanya dengan bantuan instrumen, yang kemudian penafsiran itu harus diujicoba juga dengan bantuan instrumen. Jadi dalam sains obyek ilmu yakni alam sekitar dideteksi dahulu, lalu ditafsirkan, dan langkah terakhir diujicobalah penafsiran itu dengan instrumen pula. Atau dengan gaya redaksional yang sedikit lebih canggih: Sains meliputi pengungkapan hukum alam (ini istilah sekuler) tentang alam nyata dan perumusan hipotesa-hipotesa sepanjang belum dapat diujicoba secara eksperimen, yang memungkinkan orang dapat memprediksi peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala alamiyah dalam kondisi-kondisi tertentu. Para pakar di bidang sains dengan demikian berurusan dengan penelitian dan pengungkapan fakta-fakta tentang sifat alamiyah dari alam semesta.
Definisi di atas itu kelihatannya menurut apa yang difahami selama ini adalah polos, tanpa nilai. Atau dengan permainan kata-kata yang lebih canggih: mempunyai nilai tersendiri yaitu nilai ilmiyah dengan ciri khasnya yang otonom. Dikatakan kelihatannya, oleh karena pada hakekatnya sains itu sesungguhnya memihak, jadi tidak otonom, seperti yang akan dibahas berikut ini:
Manusia berdasarkan sikapnya terhadap Tuhan, dapat diklasifikasikan dalam empat golongan, yaitu: a) Golongan yang percaya akan adanya Tuhan sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta. Artinya setelah Tuhan mencipta, lalu disertai tindak lanjut dengan memberikan petunjuk kepada manusia dengan menurunkan wahyu kepada manusia pilihan yang disebut Nabi, yang akan meneruskan petunjuk itu kepada ummat manusia. Golongan ini disebut dengan Theist. b) Golongan yang percaya akan adanya Tuhan hanya sebagai Pencipta saja. Wahyu tidak ada. Manusia cukup mengatur dirinya dengan akalnya saja. Sikap yang berpikir demikian itu disebut sekuler. Golongan yang kedua ini disebut dengan Deist. Adalah logis bahwa golongan ini walaupun sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi belum menganut sesuatu agama. c) Golongan yang tidak mau tahu tentang adanya Tuhan. Adanya Tuhan atau tidak adanya Tuhan, bukanlah sesuatu yang penting benar untuk dipikirkan, hanya membuang-buang energi saja. Golongan ini disebut dengan Agnostik. Barangkali perlu menyebut nama orang dari golongan ini, satu laki-laki dan satu perempuan yaitu: Betrand Russel dan Madam Blavatsky. d) Golongan yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Golongan ini disebut dengan Atheist.
Semua ilmu yang diajarkan di sekolah-sekolah umum, apalagi sains adalah memihak kepada golongan [b], [c] dan [d]. Dalam ilmu-ilmu itu tersebut, cobalah diingat-ingat pernakah di sebut-sebut nama Tuhan? Menyebut nama Tuhan dalam sains berarti hilanglah otonomi sains itu. Akan tetapi dapatkah otonomi atau kepolosan itu tetap dipertahankan? Polos atau otonom artinya tidak memihak. Padahal dengan tidak mau tahu tentang Tuhan di dalam sains, berarti sains sudah memihak kepada golongan [b], [c] dan [d] tersebut itu. Artinya apa yang dikenal selama ini bahwa nilai ilmiyah itu otonom, atau dengan ungkapan sederhana tanpa nilai, sebenarnya adalah pernyataan yang palsu. Walhasil, karena tidak mungkin ilmu itu tidak memihak di antara keempat golongan itu, maka tentu saja bagi yang berpikiran sehat, akan memilih golongan pertama tempat ilmu itu memihak. Maka dengarlah firman Allah di bawah ini: Inna fiy khalqi sSama-wa-ti wa lArdhi wa-khtilaafi lLayli wa nNahaari laa-ya-tin liUli lAlbaab. Alladziena yadzkuruwna Lla-ha qiyaaman wa qu'uwdan wa 'ala- Junuwbihim wa yatafakkaruwna fiy khalqi sSama-wa-ti wa lArdhi Rabbanaa maa khalaqta ha-dzaa baathilan subha-naka faqinaa 'adzaaba nNaar (S. Ali 'Imraan, 190), artinya: Sesungguhnya dalam proses penciptaan benda-benda langit dan bumi, dan pergantian malam dengan siang menjadi keterangan bagi ululalba-b. Yaitu mereka yang ingat kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring, lalu mereka berkata; Wahai Yang Maha Pengatur kami, tidaklah Engkau menciptakan semuanya ini dengan sia-sia, maka peliharalah kami dari azab neraka (3:190).
Kesimpulannya, perlu redefinisi sains, yaitu dengan mentransfer pemihakan itu dari golongan [b], [c] dan [d] kepada golongan yang pertama, bunyinya seperti berikut: Sains meliputi pengungkapan TaqdiruLlah (hukum-hukum Allah) tentang alam syahadah yang ciptaan Allah sebagai Maka Pencipta (Al Khaliq) dan Maha Pengatur (Ar Rabb), dan perumusan hipotesa-hipotesa sepanjang belum dapat diujicoba dengan eksperimen, yang memungkinkan orang dapat mentakwilkan peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala alamiyah dalam kondisi-kondisi tertentu. Para pakar di bidang sains berurusan dengan penelitian, pengungkapan fakta-fakta tentang sifat alamiyah dari alam semesta. WaLlahu a'lamu bishshawab.
Interaksi Iman dan Ilmu, Pencemaran Thermal
Antara tumbuh-tumbuhan di pihak yang lain dengan manusia dan binatang di pihak yang lain membentuk sistem yang dalam ungkapan bidal Melayu lama berbunyi: Seperti aur dengan tebing, atau dalam ungkapan modern yang canggih bunyinya: Mutualis simbiosis, suatu ekosistem saling menghidupi dan menghidupkan. Aur yang tumbuh di tebing mendapat zat-zat yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh. Akar-akar aur menusuk ke dalam tanah di tebing untuk dapat mengisap zat-zat yang dibutuhkannya itu. Di pihak yang lain tebing mendapatkan manfaat dari akar-akar rumpun aur, tebing menjadi kuat, tidak mudah terban (tidak pakai g).
Untuk dapat hidup, manusia dan binatang harus mengisi perut, makan dan minum dan mengisap udara, bernafas. Tujuan makan bukan untuk kenyang, karena itu hanya sekadar kesan saja, melainkan makan pada hakekatnya adalah mengisi tubuh dengan bahan bakar. Dan bernafas bukan hanya sekadar menghirup udara segar supaya tidak mati lemas, melainkan mengisi tubuh dengan oksigen dari udara. Di dalam tubuh manusia dan binatang terjadilah reaksi kimia yang disebut oksidasi. Reaksi kimia ini menimbulkan panas dan proses tersebut disebut respirasi. Demikianlah tubuh manusia dan binatang menjadi panas, dan panas ini dipertahankan suhunya oleh suatu sistem yang musykil dalam tubuh manusia dan binatang, yaitu sistem pengatur suhu. Menarik nafas artinya memasukkan oksigen ke dalam tubuh, sedangkan mengeluarkan nafas artinya membuang sampah hasil pembakaran ke udara. Sebenarnya yang dibuang ke udara itu pada hakekatnya hanya sejenis yang berupa sampah dan yang lain tidak dipandang sampah. Yang epertama adalah karbon dioksida, zat asam arang, CO2. Yang kedua adalah air dalam bentuk uap. Air yang berasal dari menegeluarkan nafas ini dapat dilihat jika kita ada di tempat dingin. Uap air itu mengembun di udara berupa titik-titik air yang halus, kelihatannya seperti asap putih atau kabut.
CO2 ayang dihasilkan/dikeluarkan dari tubuh manusia dan binatang merupakan polutan, zat pencemar yang mencemarkan udara. Pencemaran udara oleh CO2 ini bukan semata-mata dari manusia dan binatang saja, melainkan, dan ini yang lebih banyak, berasal dari budak-budak tenaga, energy slaves. Tidaklah berperi-kemanusiaan, jika manusia memperbudak sesamanya manusia. Akan tetapi oleh karena pada dasarnya manusia suka memperbudak, maka manusia memperbudak binatang, tenaga otot binatang dimanfaatkan untuk bekerja. Setelah James Watt mendapatkan mesin uap, maka manusia memproduksi budak-budak tenaga secara massal, yaitu mesin-mesin yang dayanya lebih besar dari daya otot binatang. Dan mesin-mesin ini menghasilkan CO2 jauh lebih banyak ketimbang CO2 yang berasal dari manusia dan binatang. Sehingga sangat perlu sekali dilaksanakan birth control terhadap budak-budak tenaga ini. Mengapa? Oleh karena CO2 ini adalah zat pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran thermal, thermal pollution. Bumi jadi panas, suhunya naik, es di kutub utara dan selatan mencair, air laut naik, maka terjadilah banjir yang akan lebih hebat dari banjir di zaman Nabi Nuh AS. Dan naiknya permukaan laut ini bukan teori omong kosong, betul-betul naik menurut hasil intizhar atau observasi.
Mengapa CO2 itu menjadi penyebab pencemaran thermal, informasinya seperti berikut: Lapisan udara yang mengandung CO2 yang banyak, menyebabkan permukaan bumi ditutupi oleh lapisan CO2. Ini menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Di tempat yang beriklim dingin, jika ingin menanam buah-buahan dan sayur-sauran yang membutuhkan suhu yang lebih tinggi dari suhu udara luar, maka buah-buahan dan sayur-sayuran itu ditanam di dalam rumah kaca. Gelas atau kaca adalah zat bening, radiasi matahari gampang menerobos masuk. Radiasi matahari yang disebut photon itu memukul molekul-molekul udara dalam rumah kaca. Getaran molekul udara itu dipacu oleh photon itu, maka bertambah intensiflah getaran molekul udara itu, yang membawa kesan fenomena naiknya suhu udara, karena itulah udara bertambah panas. Kaca adalah penghantar panas yang jelek. Maka terperangkaplah panas itu dalam rumah kaca. Photon mudah menerobos masuk, namun setelah tenaga radiasi itu sudah ditransfer menjadi tenaga panas dalam rumah kaca, gelombang panas tidak/kurang mampu menerobos keluar. Inilah efek rumah kaca. Juga CO2 adalah zat bening mudah ditembus photon matahari. Juga CO2 adalah zat pengantar panas yang jelek. Maka terperangkaplah gelombang panas dalam ruang antara lapisan CO2 dengan permukaan bumi, seperti halnya gelombang panas dalam rumah kaca.
Demikianlah seterusnya gejala alam berupa naiknya suhu di permukaan bumi ini, atau globalisasi thermal ini, maka Allah SWT memberikan informasi kepada ummat manusia sejak lebih 14 abad yang lalu. Berfirman Allah SWT dalam Al Quran, S. Yasin, ayat 80 sebagai berikut: Alladzie ja'alalakum minasysyajari-lakhdhari naaran faidzaa antum minu tuuqiduun. artinya: Yaitu Yang menjadikan bagimu api dalam (zat) hijau pohon dan dengan itu kamu dapat membakar. Sepintas lalu secara common sence, kita menjumpai pertentangan antara akal dengan wahyu. Akal kita mengatakan, bahwa api itu atau yang dibakar itu bukan dari pohon yang hijau, melainkan dari kayu-kayuan dan daun-daunan yang kering berwarna coklat. Ada kitab tafsir yang mencoba menjelaskan bahwa ada sejenis pohon yang dapat dijadikan kayu bakar, walaupun masih hijau. Tetapi akal kita mengatakan bahwa menurut qaidah bahasa Arab, bentuk mudzakkar (laki-laki) asysyjaru-lakhdhar dalam ayat di atas menunjuk kepada pohon secara keseluruhan, bukan hanya sekadar sejenis pohon. Kalaulah yang dimaksud hanya sejenis, atau sebahagian pohon, maka harus memakai bentuk muannats (perempuan), yaitu asysyaratu-lkhadhraau. Jadi penafsiran dalam kitab tafsir tersebut tidak/belum dapat memecahkan permasalahan adanya pertentangan antara akal dengan wahyu.
Kalau terjadi pertentangan antara akal dengan wahyu, maka akal harus mengalah. Seperti telah dijelaskan dalam Seri 001, akal membutuhkan informasi untuk berpikir. Akal harus mengalah kepada wahyu, oleh karena dalam keadaan yang demikian itu adalah suatu isyarat bahwa akal membutuhkan informasi yang lebih canggih untuk dapat merujuk akal itu kepada wahyu. Dan informasi ini bersumber dari ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh-tumbuhan. Reaksi thermonuklir di matahari mentransfer wujud tenaga nuklir menjadi tenaga radiasi yang berwujud sinar gamma yang menembus ke lapisan bagian luar dari matahari. Sinar gamma itu mengalami penyusutan energi karena menembus lapisan matahari itu. Setelah sampai di bagian luar sinar yang telah berdegradasi energinya itu dikenal sebagai photon, lalu memancar ke sekeliling matahari, antara lain menyiram permukaan bumi.
Tumbuh-tumbuhan dibangun oleh bahagian-bahagian kecil yang disebut sel. Di dalam inti sel terdapat butir-butir pembawa zat warna. Yang terpenting di antara butir-butir itu adalah pembawa zat warna hijau, yang disebut khlorophyl, zat hijau daun (istilah ilmiyah dari bahasa Yunani, Kholoros = hijau, Phyllon = daun). Khlorophyl ini menangkap photon dari matahari dan mengubah wujud tenaga photon itu menjadi tenaga potensial kimiawi dalam makanan dan bahan bakar hidrokarbon di dalam molekul-molekul melalui proses photosynthesis. Dalam proses photosynthesis oleh khlorophyl ini dari bahan baku CO2 dan air dan photon dihasilkan makanan dan bahan bakar hidrokarbon dan oksigen. Selanjutnya melalui proses respirasi dalam tubuh manusia dan binatang dan budak-budak tenaga, makanan dan bahan bakar itu dengan oksigen dari udara berubahlah pula menjadi CO2 dan air. Demikianlah seterusnya daur atau siklus itu berlangsung. Photosynthesis - CO2 dan air - respirasi - makanan, bahan bakar, dan oksigen. Jadi tumbuh-tumbuhan mengambil CO2 dan mengeluarkan oksigen. Sebaliknya manusia dan binatang mengambil oksigen dan mengeluarkan CO2.
Secara gampangnya asysyajaru-lakhdhar itu adalah pabrik makanan / bahan bakar dan oksigen. Bahan mentahnya adalah air dan CO2. Mesin pabrik adalah photon dan proses dalam pabrik yang mengolah air dan CO2 menjadi makanan / bahan bakar dan oksigen disebut proses photosynthesis. Makanan dibakar dengan oksigen dalam tubuh manusia, oksigen dihisap dari udara, demikian pula bahan bakar dibakar dengan oksigen dalam mesin-mesin pabrik. Oksigen disedot dari udara. Itulah ma'na minasysyajari-lakhdhari naaran faidzaa antum minhu tuuqiduun. Demikianlah ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh-tumbuhan membantu kita untuk dapat memahami S. Yasin, ayat 80 dengan baik, memberikan informasi yang cukup bagi akal kita, sehingga menghilangkan pertentangan antara akal dengan wahyu.
Alhasil, jika informasi itu cukup lengkap bagi akal, akan hilanglah pertentangan antara akal dengan wahyu. Pemakaian istilah asysyjaru-lakhdhar, zat hijau pohon dalam Al Quran lebih tepat dari istilah ilmiyah khlorophyl, zat hijau daun, oleh karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja, melainkan pada seluruh bagian pohon asal masih berwarna hijau, mulai akar yang tersembul asal masih hijau, dari batang asal masih hijau, cabang asal masih hijau, ranting, daun, sampai ke pucuk serta buah yang masih hijau.
Dari S. Yasin, ayat 80 itu, dengan penjelasan berupa informasi dari ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan anatomi tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu bantu untuk dapat mengerti wahyu dengan baik dan jelas, dapatlah kita lihat bagaimana pentingnya hutan. Bukan hanya sekadar mengendalikan air di dalam tanah dan permukaan bumi, tidak banjir di musim hujan dan tidak kering di musim kemarau. Akan tetapi, dan ini yang lebih penting, adalah untuk terjadinya daur: tumbuh-tumbuhan penghasil oksigen, yang membutuhkan CO2 - manusia dan binatang penghasil CO2, yang membutuhkan oksigen. Maka terjadilah seperti yang diungkapkan oleh bidal Malatyu lama: seperti aur dengan tebing, mutualis simbiosis.
Demikianlah uraian interaksi iman dan ilmu dalam ruang lingkup daur CO2 dan oksigen dalam pengetahuan lingkungan khusus globalisasi pencemaran thermal dan pentingnya hutan. WaLlahu a'lamu bishshawab.
BABI
Tuhan telah melarang dengan alasan yang akan dijelaskan secara singkat memakan daging bangkai, darah, daging babi dan daging binatang yang dicekik, dipukul, dibanting hingga mati, ditanduk dan dimangsa oleh binatang pemangsa.
Empat belas abad yang silam, ayat ini kedengarannya aneh dan mungkin beberapa kalangan sampai hari ini pun masih bertanya-tanya apa latar belakang pelarangan yang dikehendaki oleh sang Maha Kuasa ini sebenarnya.
Tapi berkat kemajuan ilmu dan teknologi dibidang kedokteran saat ini, setidaknya 175 mikro-organisme pathogenik diketahui menyebabkan penyakit didunia non-manusia. Penyakit-penyakit ini dinyatakan sebagai zoones.
Binatang yang berpenyakit, baik mati atau hidup, mengandung mikro-organisme ini dalam darah dan organ-organ lainnya.
Binatang yang telah dipukul atau digigit oleh binatang pemburu bisa menetaskan atau menderita penyakit yang ditularkan lewat gigitan, seperti rabies. Selain itu, bangkai binatang mati biasanya dikuasai atau didiami oleh berbagai mikro-organisme.
Darah, yang mengandung bakteri dan toksinnya, virus, bahan kimia, racun dan sebagainya, akan sangat berbagaya jika dimakan oleh manusia. Disinilah letak kearifan ayat-ayat al-Qur'an baru benar-benar bisa dimengerti.
Semuanya hanya ditujukan demi mencapai kemaslahatan hidup manusia seutuhnya, yang sehat lahir dan batin demi menjalankan tugasnya selaku pengelola planet bumi ini.
Tuhan juga menegaskan bahwa binatang tidak boleh dianiaya dan karenanya dilarang memakan daging binatang yang digunakan dalam upacara kurban musyrik atau ritus kedewaan yang pada umumnya dilakukan secara kejam dan brutal. Hal ini membina kesehatan rohani, yaitu untuk tidak terbiasa dengan prilaku yang kasar serta menumpahkan darah secara serampangan, mengasihi sesama makhluk Tuhan, sebab tidak mungkin Tuhan haus akan segala bentuk darah dan daging sesembahan.
Islam melalui ritual ibadah kurbannya pada setiap bulan haji mengajarkan bahwa hewan yang dikorbankan itu adalah hanya demi menunjang hidup masyarakat yang kurang mampu atau katakanlah hamba Allah yang papa dan tidak terbiasa mengkonsumsi daging karena memang tidak mampu untuk membelinya.
Daging babi telah diharamkan dengan alasan yang sangat tepat, sebab biasanya babi tertulari dengan cacing pita taenia solium. Penularan ini sudah sangat lazim dimasa lampau karena ternyata sangat sulit untuk mengontrol sekalipun dengan ilmu pengetahuan kita yang sudah maju sekarang ini. Penularan ini dapat ditemukan diseluruh dunia, khususnya di Eropa Barat, Amerika Tengah dan Selatan, Spanyol, Portugal, beberapa bagian Afrika, China dan India.
Taenia solium hanyalah salah satu cacing pita yang dapat menulari manusia. Taenia saginata terdapat pada lembu. Kedua jenis cacing pita ini menyebabkan sakit pada manusia yang mengikuti dua tahap siklus hidup cacing.
Tahap dewasa menghasilkan gejala gastrointestinal (radang usus) pada manusia, yang kebetulan menjadi rumah tetap bagi cacing pita dewasa, karena tubuh manusia memungkinkan cacing pita berkembang biak sempurna.
Pada tahap larva, cacing pita menembus mukosa intestinal dan hidup terus dalam jaringan tersebut selama jangka waktu yang berlainan. Ironinya, tubuh manusia dapat menopang larva (jentik) atau tahap menengah (Echinococcus Granulosus) dari cacing pita taenia solium yang ada pada babi.
Siklus cacing pita dimulai dengan memakan daging babi yang berpenyakit atau tertular yang mengandung larva dalam bentuk kista (Cysticercus). Larva ini merupakan sebuah kantung cairan yang mengandung kepala larva dan berdiameter beberapa sentimeter saja.
Ketika daging babi yang tertulari kista dikonsumsi, maka kistanya akan menetas dan larva akan melekat pada usus dengan kepalanya atau Scolex, yang dimaksudkan sebagai alat tambahan oleh sebuah Rostellum yang dikelilingi dengan sekelompok cantelan.
Bagian tubuh kista lainnya dapat berkembang hingga mencapai kepanjangan 10 atau 20 kaki. Kepalanya muncul dengan leher yang pendek, kemudian disusul dengan bagian tubuh lainnya. Bagian tubuh ini terbagi kedalam beberapa ruas (Proglottids) yang mengandung organ-organ reproduksi jantan dan betina.
Telur kemudian terbentuk, dibuahi dan kemudian dimasukkan kedalam usus atau kalau tidak ruas-ruasnya dilepaskan seluruhnya melalui kotoran. Baik telur maupun ruas dapat ditemukan dalam kotoran manusia. Ketika kotoran tersebut dimakan oleh Intermediate Host (misalnya Babi, anjing, kucing), maka telurnya akan berkembang menjadi larva yang berpindah tempat melalui usus babi keotot-ototnya dan organ-organ lainnya.
Human Cysticercosis terjadi melalui kontak dengan kotoran manusia yang mengandung telur taenia solium. Kita dapat tertulari melalui makanan atau air yang telah terkontaminasi oleh kotoran manusia atau jika mulut kita bersentuhan dengan dubur seseorang yang tubuhnya membawa cacing dewasa.
Gerakan Perstaltik usus yang terbalik juga bisa menyebabkan penularan didalam.
Tahap menengah (Cysticercus Cellulose) termasuk penetasan telur, menerobosnya larva dari dinding usus dan perubahannya menjadi kista yang mengandung kepala.
Diameter kista adalah 0,5-1 cm dan dapat hidup terus selama 3 hingga 5 tahun, dan setelah itu ia menjadi keras karena kapur. Meskipun kista-kista ini dapat berkembang dihampir setiap bagian tubuh, mereka biasanya mempengaruhi otak besar, ruang Subarachnoid didasar otak dan Ventricle (Bilik Jantung).
Orang yang tertulari akan menderita sakit kepala, kelumpuhan, kebutaan parsial dan epilepsi. Juga bisa mempengaruhi mata, jantung, hati dan limpa.
Binatang yang telah dicekik, dipukul, ditanduk, disantap oleh binatang buas atau dilumpuhkan hingga mati harus dianggap sebagai bangkai yang luka-lukanya mungkin mengandung infeksi yang membahayakan kesehatan.
Meskipun perintah dari ayat al-Qur'an melarang mengkonsumsi daging binatang yang sekarat atau yang tertular atau mayatnya, namun akal sehat tetap berlaku.
Misalnya, jika seseorang menderita kelaparan ditengah-tengah gurun pasir atau berada dalam lingkungan lainnya yang memaksa, maka ia boleh memakan daging yang ada untuk menyelamatkan kelangsungan hidupnya.
"Sesunguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih tidak atas nama Allah; namun barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampau batas, maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Penyayang."
(Qs. an-Nahl 16:115)
Binatang dan burung yang telah dilatih oleh manusia untuk berburu biasanya tidak melukai mangsanya secara brutal dan tentunya telah dirawat baik kesehatannya, karena itu Allah memperbolehkan manusia memakan binatang yang ditangkap dengan cara ini asalkan tetap menyebut asma Allah didalamnya.
"Mereka menanyakan kepada kamu, "Apakah yang dihalalkan bagi mereka ?"; katakanlah: "Dihalalkan bagi kamu yang baik-baik dan apa yang kamu ajarkan pada binatang buruanmu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepada kamu; maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu; dan sebutlah nama Allah atasnya." (Qs. al-Maidah 5:4)
Dalam penyembelihan hewan pun, Islam mengatur tata pelaksanaannya secara ketat, dimulai dengan mengucapkan asma Allah yang Pengasih dan Penyayang dengan do'a agar menjadikan daging tersebut bersih dan murni (halal) secara agama, karena mengikuti pedoman pengorbanan binatang dengan kasih sayang dan dengan rasa sakit yang minimal.
Metoda ini juga membersihkan mayat binatang yang disembelih dari setiap toksin, bakteri, virus dan parasit yang menyebar dengan cara memotong urat darah tenggorokan pada salah satu sisi lehernya.
Tindakan ini memutuskan suplai darah ke otak dengan segera, sehingga binatang tidak akan merasa sakit selama waktu yang panjang. Metode ini juga memungkinkan jantung untuk terus berdegup dan dengan demikian mengosongkan urat-urat daging dan jaringan sistem peredaran darah.
Darah akan mengalir dari daerah urat darah yang dipotong, sehingga akan membersihkan otot-otot dan organ dalam dari darah dan bahan yang bisa membahayakan.
Demikianlah, semoga bermanfaat.
Diambil dari buku :
"Singgasana-Nya diatas air"
(His Throne Wa on Water)
Penciptaan Alam Semesta menurut al-Qur'an & Sains
Oleh Dr. Adel M.A. Abbas
Amana Publications Beltsvills, Maryland USA.
Cetakan pertama 1997 Lentera Basritama
Wassalam
Mengikuti Upacara Adat
Ajaran dan peraturan Islam harus lebih tinggi dari segalanya. Setiap acara, upacara dan adat istiadat yang bertentangan dengan Islam, maka wajib untuk dihilangkan. Umumnya umat Islam dalam cara perkawinan selalu meninggikan dan menyanjung adat istiadat setempat, sehingga sunnah-sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang benar dan shahih telah mereka matikan dan padamkan.
Sungguh sangat ironis...!. Kepada mereka yang masih menuhankan adat istiadat jahiliyah dan melecehkan konsep Islam, berarti mereka belum yakin kepada Islam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
Sungguh sangat ironis...!. Kepada mereka yang masih menuhankan adat istiadat jahiliyah dan melecehkan konsep Islam, berarti mereka belum yakin kepada Islam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?". (Al-Maaidah : 50).
Orang-orang yang mencari konsep, peraturan, dan tata cara selain Islam, maka semuanya tidak akan diterima oleh Allah dan kelak di Akhirat mereka akan menjadi orang-orang yang merugi, sebagaimana firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (Ali-Imran : 85).
Teka-teki Harta Karun, dan Ciri-ciri Pangeran Masa Depan
Ketika badui Ta'amirah menemukan gua pertama di kawasan Qumran pada musim semi tahun 1947 di dekat Laut Mati, Palestina saat itu masih berada di bawah protektorat Inggris, sedang kota Yerusalem dan Tepi Barat berada di bawah otoritas Palestina. Tapi, Eliezar Sukenik dan anaknya Yigael Yadin berhasil membeli tujuh naskah yang ditemukan oleh badui Ta'amirah untuk Hebrew University.
Dan mulai saat itu seluruh naskah gua nomor 1 menjadi hak milik universitas di Jerusalem ini. Tidak lama kemudian pecah perang Arab-Israel dan disusul pernyataan berdirinya Negara lsrael pada tanggal 15 Mei 1948. Setelah diadakan gencatan senjata, wilayah Qumran yang terletak di Tepi Barat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Hashemit Yordania. Saat itu, orang-orang Yordan mengorganisir ekspedisi arkeologi untuk mencari naskah-naskah lain.
Pendeta Perancis Roland de Voux ditunjuk sebagai penanggung jawab ekspedisi berikut penyiapan penerjemahan dan publikasi naskah-naskah yang ditemukan. Disisi lain, para ahli purba kala menemukan sejumlah naskah baru yang tersebar di sebelas gereja. Untuk itu, pemerintah Yordania pada tahun 1953 membentuk komite internasional yang terdiri dari delapan orang peneliti untuk menyiapkan dan mempublikasikan naskah di bawah pimpinan De Voux sendiri. Semua anggota itu selanjutnya hadir untuk bekerja di kota Yerusalem.
Pada tahun 1967 pecah lagi perang Arab-Israel. Di antara akibatnya adalah jatuhnya Tepi Barat ke tangan Israel, termasuk museum Quds (Yerusalem). Pada mulanya, orang Israel tidak bisa menemukan naskah-naskah Qumran di seluruh ruangan museum Palestina. Mereka menyangka bahwa naskah-naskah itu telah dipindahkan ke Amman, tetapi mereka segera menemukannya di lemari rahasia yang terletak di dalam tembok. Setelah diperiksa, ternyata yang ada dalam lemari itu adalah seluruh naskah Qumran kecuali naskah loyang yang pada saat itu, memang berada di ibu kota Yordania. Naskah-naskah tersebut ditemukan oleh para ahli purbakala yang bernaung di bawah pemerintah Yordan di bawah lantai gua no. 2.
Pada tahun 1952 M. mereka menemukan sebuah gua yang berisi beberapa naskah. Gua ini selanjutnya dinamakan dengan gua nomor 3. Atapnya telah runtuh sejak dahulu kala. Di sini, mereka juga menemukan beberapa buah potongan kulit dan sekitar empat puluh buah gentong kosong. Tetapi di samping itu mereka juga menemukan manuskrip loyang yang panjangnya dua meter empat puluh enam cm, terbagi menjadi dua bagian dan terpendam di pintu masuk gua. Manuskrip ini selanjutnya dipindahkan ke museum Palestina di kota Quds (Yerusalem) dan tetap berada di sana selama tiga tahun. Setelah tiga tahun, masnukrip ini dikirim di lnggris untuk dipotong. Kala itu, loyang tersebut sudah mengalami proses oksidasi karena pengaruh kelembaban udara sehingga sulit dibuka. Untuk itu, pemerintah Yordania mengirimnya ke Profesor Rite Becker, guru besar teknik mekanika di Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Manchester di Inggris. Profesor inilah yang kemudian memotongnya menjadi 23 bagian berbentuk empat persegi panjang lalu dia kembalikan kepada pemerintah Yordania pada tahun 1965.
Ternyata manuskrip itu memuat teks Ibrani dafam 12 kolom, juga beberapa simbol rahasia dan huruf Yunani. Teks ini tidak memuat tulisan-tulisan keagamaan, tetapi menyebutkan keterangan tentang sejumlah harta karun berupa emas dan perak yang disembunyikan di enam puluh empat tempat berbeda di Palestina. Dalam hal ini, John Allegro -salah seorang anggota tim yang ditunjuk oleh pemerintah Yordania untuk mengkaji dan menerjemahkan manuskrip berhasil mendapatkan salinan lembaran-lembaran manuskrip loyang itu. Dia juga merupakan orang pertama yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1960.
Tetapi De Voux segera menugasi Milik -pendeta dan peneliti Polandia yang bekerja di Institut Perancis dan kemudian menjadi anggota tim delapan itu- untuk menerjemahkannya sekali lagi. Dia pun segera menyelesaikannya dan terjemahan itu diterbitkan oleh Universitas Oxford pada tahun 1962. Terjemahan Allegro jauh berbeda dengan terjemahan yang dilakukan oleh Milik ini dalam banyak bagian. Terlepas dari itu semua, harta karun yang disebutkan dalam manuskrip itu terdiri dari sekitar tiga ribu timbangan perak, seribu tiga ratus timbangan emas dan enam puluh lima batang emas dan perak. Jika dikalkulasikan, jumlah semua harta karun itu sekitar 65 ton perak dan 26 ton emas.
Selanjutnya terjadi perselisihan antara John Allegro dan anggota tim lainnya yang bertugas mengkaji manuskrip-manuskrip itu ketika menyampaikan ceramahnya di Universitas Manchester -tempat dulu dia bekerja sebagai guru besar bahasabahasa Semit- mengenai perincian penemuan manuskrip loyang dan makna yang dibawanya. Dia segera mendapatkan surat dari Yerusalem yang memintanya untuk berhenti membahas masalah itu. De Voux sendiri sebagai ketua tim ekspedisi mengeluarkan pernyataan bahwa cerita harta karun ini hanya fiktif. Selanjutnya, karena jumlah besar logam mulia itu merupakan kekayaan luar biasa yang tidak mungkin dimiliki oleh masyarakat miskin seperti jemaat Qumran, Pater Millik menyetujui pendapat De Voux bahwa kisah itu hanya perlambang saja. Mirip seperti cerita Arab Mesir yang terkenal dengan nama "Buku mutiara-mutiara yang terpendam dan rahasiarahasia yang berharga" yang berisi beberapa petunjuk untuk menemukan tempat-tempat harta karun perlambang yang mempunyai makna rohani.
Tapi, Allegro tetap bersikeras untuk mengatakan bahwa harta karun yang disebutkan dalam manuskrip loyang itu benar-benar ada. Selanjutnya, dia menguatkan pendiriannya dengan ditemukannya tiga buah bejana di bawah pintu ruang utama Qumran yang di dalamnya terdapat lima ratus keping uang perak. Selain itu, menurut Alygro, penggunaan lembaranlembaran loyang untuk menulis sebagai ganti dari kulit atau kertas juga menjadi bukti bahwa naskah itu berisi informasi nyata dan bukan sekadar mitos. Selanjutnya, peneliti Inggris ini juga meyakini bahwa manuskrip itu tidak ada hubungannya dengan jemaat Esenes yang mendiami daerah Qumran. Menurutnya, jemaat itu memang benar-benar miskin dan tidak memiliki kekayaan sebanyak itu. Sebaliknya, harta kekayaan itu adalah milik para pendeta rumah suci Yerusalem. Mereka sembunyikan saat tentara Romawi mengepung kota kemudian menghancurkan rumah suci itu.
Lebih jauh lagi, dalam bukunya mengenai Manuskrip Laut Mati yang diterbitkan oleh Penguin pada tahun 1964, John Alygo menulis demikian:
"Di Yordania kita mendapatkan dukungan hangat dari Yang Mulia Raja Husen beserta segenap anggota pemerintahan dan angkatan bersenjatanya. Setelah itu, jalan menuju gudang harta karun di padang gurun itu terbuka lebar seperti belum pernah terbuka sebelumnya.
Di Manchester, Allegro berhasil mengumpulkan sumbangan yang dia rencanakan untuk biaya pergi ke Palestina dalam ekspedisi arkeologi untuk mencari harta karun yang hilang itu. I<etika itu dia berkeyakinan bahwa sebagian dari harta karun itu ada yang terpendam di bawah Masjid Umar dan Qubbah Ash-Shakhrah. Dalam bukunya "Pencarian di Padang Pasir" dia mengaku mendapatkan izin dari pelayan Masjid Umar untuk menggali terowongan di bawah lantai beranda tanpa membahayakan bangunan itu sendiri. Namun Allegro segera mendapatkan dirinya dikelilingi oleh sepasukan tentara saat baru saja memulai penggalian di bawah masjid itu, dipaksa menghentikan penggalian. Demikianlah, ekspedisi Allegro akhirnya tidak menemukan apa-apa kecuali beberapa keping uang logam dan beberapa potong tembikar.
Kendati begitu, para peneliti lain terus meyakini bahwa kisah harta karun itu adalah kisah nyata. Orang Perancis Andre Dupont-Sommer menduga bahwa harta itu adalah milik jemaat Esenes, sementara ada beberapa orang lain yang meyakini bahwa harta itu adalah milik para pendeta rumah suci Yerusalem yang mereka sembunyikan pada malam penyerbuan tentara Rowami terhadap kota Yerusalem pada tahun 70 M. Manuskrip-manuskrip itu mereka sembunyikan di dalam gua agar bisa menunjukkan tempat-tempat harta kekayaan itu seusai penyerbuan tentara Romawi. Di antara alasan yang membuat mereka meyakini hal ini adalah gaya penuturan realis -bukan fiktif- yang digunakan untuk menulis manuskrip loyang itu. Misalnya di dalamnya disebutkan: "Di dalam kolam yang terletak di bawah pagar, di sebelah timur, di tempat yanq digali pada batu cadas: 600 batang perak" dan "di bawah sudut selatan serambi makam Sadek, di bawah tianq separoan... bejana perasapan yanq terbuat dari kayu cemara dan bejana perasapan yang terbuat dari kayu akasia" demikian juga dengan "di lobanq yanq dekat, di sebelah utara, di dekat makammakam, di lobang terbuka arah utara terdapat salinan dari buku ini yanq menjelaskan ukuran-ukuran dan semua perincian. "
Lebih lanjut, manuskrip itu menjelaskan tempattempat geografis kuno yang disebutkan sebagai tempat penyembunyian harta karun. Misalnya disebutkan nama kolam yang tersebut dalam Injil Yohanes, fasal 5 yang berbunyi: "Di Yerusalem dekat Pintu Gerbanq Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya". Dalam manuskrip tersebut, kolam ini disebut sebagai tempat penyembunyian beberapa batang kayu.
Selanjutnya, manuskrip loyang ini juga merupakan satu-satunya manuskrip yang berada di tangan pemerintah Arab. Manuskrip ini disimpan di museum Amman dan tidak disatukan dengan manuskrip-manuskrip lain di museum Yerusalem yang jatuh ke tangan pemerintahan Israel sejak tahun 1967.
Selain manuskrip loyang ini, masih ada dua naskah lagi di dalam goa nomor 4. Yang pertama tertulis dalam bahasa Ibrani dan yang lain dalam bahasa Aramaik, keduanya dari abad pertama sebelum Masehi. Sedang isinya adalah sejumlah tulisan yang berkaitan dengan astrologi dan psikopati. Di dalamnya disebutkan bahwa ciri-ciri lahir seseorang tidak hanya berkaitan dengan nasibnya, tetapi juga dengan derajat kerohaniannya. Juga disebutkan adanya keterkaitan antara tabiat setiap orang dengan letak bintang-bintang pada saat dilahirkan.
Naskah Ibrani yang diterjemahkan oleh Allegro tertulis dalam bentuk sandi, dari kiri ke kanan, tidak seperti cara yang lazim dalam bahasa-bahasa Semit, yaitu dari kanan ke kiri. Di samping itu juga berisi beberapa buah huruf Pinisia dan Yunani.
Naskah ini memaparkan kisah tentang tiga orang dengan karakter masing-masing berdasarkan unsur cahaya dan kegelapan. Menurutnya dua unsur itu selalu memasuki struktur setiap orang.
- Orang pertama memiliki unsur kejahatan dalam kadar yang tinggi. Kepribadiannya mengandung delapan bagian kegelapan dan satu bagian saja dari cahaya. Kepalanya tebal, demikian juga dengan dua pipinya, panjang gigi-giginya tidak seragam, jarijarinya juga tebal, dua pupunya juga demikian selain juga ditumbuhi bulu lebat dan jari-jari kakinya tebal dan pendek. Ruh orang ini terdiri dari delapan bagian dari bintang kegelapan dan satu bagian saja dari bintang cahaya."
- Orang kedua adalah orang baik. Kepribadiannya terdiri dari enam bagian cahaya dan tiga bagian saja dari kegelapan. Jari-jemari kakinya lancip dan panjang. Dia ini berasal dari bintang kedua. Ruhnya terdiri dari enam bagian dari bintang cahaya dan tiga bagian dari lobang kegelapan. Hari kelahirannya di bawah telapak kaki banteng. Orang ini akan menjadi bijak dan banteng ini akan menjadi hewan yang melambangkan dirinva."
- Yang ketiga adalah yang paling baik. Kepribadiannya berisi delapan bagian dari cahaya dan satu bagian saja dari kegelapan.
Dua matanya hitam dan bercahaya... suaranya lembut, giginya bagus dan teratur, tidak tinggi dan tidak pendek.
Sedangkan naskah yang tertulis dalam bahasa Aramaik berbicara mengenai bentuk seorang laki-laki yang akan muncul di masa mendatang dan akan menjadi pemimpin jemaat atau rajanya yang terurapi. Menurutnya, orang itu akan memiliki rambut berwarna merah memiliki tanda khusus (khatam, pent) di paha dan sudah dewasa pada umur dua tahun. "Setelah dua tahun, dia akan mampu membedakan antara suatu hal dengan hal lainnya. Di masa kecil dia akan seperti seorang anak yang tidak mengetahui apa-apa hingga saat dia mengetahui tiga kitab suci. Setelah menjadi bijak dan belajar memahami.., akan didatangi penglihatan dan dia menunduk pada sepasang lututnya (ruku'-pent). Saat itu dia memiliki kebijakan dan mata hati, mengetahui rahasia manusia dan dengan kebijaksanaannya akan menyeru seluruh manusia, juga mengetahui rahasia segala makhluk hidup. Segala macam konspirasi yang ditujukan kepadanya akan gagal. Kekuasaannya atas makhluk hidup amatlah besar dan semua rencananya akan berhasil. Dia adalah pilihan Tuhan." (al-Mushthafa, salah satu nama Rasulullah yang berarti "pilihan", pent-).
Tidak diketahui secara pasti apakah jemaat Qumran ini menggunakan ilmu nujum untuk mengetahui peristiwa masa depan ataukah mereka menggunakan tulisan-tulisan semacam astrologi sebagai tafsiran perlambang atas keyakinankeyakinan misterius mereka.
Pertempuran Antara Putra Cahaya vs Putra Kegelapan
Tidak diragukan lagi bahwa masalah pokok yang menyibukkan benak umat manusia sejak menyadari wujud mereka di dunia ini adalah kematian, ketika tubuh mereka berhenti bergerak dan mulai meleleh dan melebur. Apakah kematian ini adalah akhir wujud manusia?
Inilah pertanyaan yang ingin dijawab oleh akal manusia sejak dahulu kala. Sementara itu, manusia mengamati adanya jenis-jenis binatang yang umurnya tidak lebih dari beberapa tahun saja dan dalam waktu yang sama juga melihat beberapa benda alam -seperti gunung-gunung dan bintang-bintang- terus bertahan dan bergerak. Sedang dalam dunia flora mereka mengamati bahwa perubahan musim bisa menyebabkan kematian. Pada musim gugur dan dingin, tumbuh-tumbuhan itu mati tetapi segera disusul oleh kehidupan baru lagi pada musim semi dan musim panas. Apakah setelah kematian, kehidupan manusia akan kembali seperti itu juga?
Inilah pertanyaan yang ingin dijawab oleh akal manusia sejak dahulu kala. Sementara itu, manusia mengamati adanya jenis-jenis binatang yang umurnya tidak lebih dari beberapa tahun saja dan dalam waktu yang sama juga melihat beberapa benda alam -seperti gunung-gunung dan bintang-bintang- terus bertahan dan bergerak. Sedang dalam dunia flora mereka mengamati bahwa perubahan musim bisa menyebabkan kematian. Pada musim gugur dan dingin, tumbuh-tumbuhan itu mati tetapi segera disusul oleh kehidupan baru lagi pada musim semi dan musim panas. Apakah setelah kematian, kehidupan manusia akan kembali seperti itu juga?
Dalam hal ini, orang Mesir kuno adalah bangsa yang pertamakali mengatakan bahwa wujud manusia terdiri dari jasad dan ruh. Bahkan wujud ruh itu pun mereka anggap ganda. Yang satu mereka sebut dengan "Ba" sedang yang lain mereka sebut dengan "Ka". Setelah menggapnya ganda, orang Mesir kuno kemudian meyakini bahwa unsur ruh ini tetap kekal hingga setelah hancurnya jasad materi. Untuk itu mereka berusaha mengawetkan tubuh itu agar tidak hancur atau hilang. Dengan bahan-bahan kimia, mereka pun membalsem mayat agar tetap berada pada bentuknya yang semula. Selain itu mereka juga terbiasa membuat kuburan yang terlindung di dalam batu-batu cadas. Belum puas, kuburan-kuburan itu masih diberi mantera-mantera atau tulisan-tulisan yang mereka yakini memiliki kekuatan untuk melindungi manusia dalam perjalanan menuju alam akhirat. Itu semua karena berkeyakinan bahwa suatu saat nanti arwah-arwah itu akan kembali ke jasad sehingga jasad itu pun akan hidup kembali.
Selanjutnya, karena keyakini terhadap adanya kekuatan-kekuatan tersembunyi dari Tuhan yang mengendalikan manusia, orang Mesir kuno meyakini perlunya membuat kekuatan-kekuatan itu berkenan. Bukan hanya dengan cara mempersembahkan kurban tetapi juga dengan mematuhi perilaku etik tertentu. Dengan harapan para dewa berkenan dan tidak menghalangi mereka untuk berjalan pulang menuju kehidupan baru.
Dengan demikian, kembalinya ruh atau kembalinya kehidupan setelah mati menjadi perwujudan dari ide kepurnaan final bagi manusia. Selanjutnya, papirus-papirus buku kematian yang mereka letakkan di dalam kubur menunjukkan suatu keyakinan kuno bahwa setiap manusia akan melalui pengadilan setelah kematiannya. Yang mana seluruh amalan-amalannya akan ditimbang dengan "Maat" (lambang kejujuran). Selanjutnya, berdasarkan pengadilan itu, hanya orang saleh yang tidak pernah merugikan sesamanya yang diperkenankan untuk kembali menuju kehidupan lain.
Kemudian, lantaran proses pembalseman -yang memakan waktu tujuh puluh hari- dan pemakaman itu memerlukan biaya yang tidak bisa ditanggung oleh rakyat biasa, para raja dan kaum ningrat sajalah yang mampu menggapai keselamatan melalui kehidupan lain. Untuk itu, orang-orang Mesir kuno menyucikan para penguasa dan kaum ningrat yang mereka gambarkan sebagai jenis makhluk lain, sebab kehidupan manusia biasa tidak akan mendapatkan kekekalan kecuali dengan perantaraan mereka ini.
Lalu, meskipun agama Yahudi telah menyerukan kepada satu Tuhan yang tidak mempunyai bentuk atau patung, aliran Yahudi Rabinik yang keluar dari tawanan Babel tidak meyakini kekalnya ruh, kehidupan setelah mati atau hisab (penghakiman). Sedangkan konsep keselamatan Yahudi kala itu hanya berdiri di atas prinsip bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih oleh Tuhan, pada akhir zaman akan muncul mesiah -raja Israel yang datang dari keturunan Daud- yang menolong bangsanya dan membuat mereka berkuasa atas seluruh bangsa. Kendati begitu, masih ada sejumlah besar nabi Bani Israel yang menyerukan dogma kekekalan ruh dan menantikan keselamatan akhir manusia. Para nabi ini mengatakan bahwa mesiah yang dinantikan itu akan membawa keselamatan ini, dia ini berasal dari kalangan mereka -mereka mengaku sebagai orang Israel yang sebenarnya- dan akhirnya juga mengatakan bahwa mesiah ini akan menghukum para penguasa Yehuda bersamaan dengan musuh-musuh Tuhan. Di sisi lain, sebagian besar nabi Bani Israel mati dibunuh oleh Bani Israel sendiri. Akibatnya, seruan keselamatan berubah menjadi pertikaian antara mesiah sang juru selamat dengan para pemimpin bangsa yang memerintah dan menindasnya. Karena itu juga, jemaat Qumran yang mematuhi ajaran-ajaran para nabi terpaksa melakukan amal ibadahnya secara sembunyi-sembunyi dan tidak membuka rahasia mereka untuk menghindari bahaya penyiksaan.
Dalam kondisi seperti ini, tidak mengherankan jika di antara sejumlah naskah Qumran itu ada yang memberitakan perihal penantian jemaat Qumran akan datangnya hari keselamatan. Suatu hari di mana kekuatan setan yang diwakili oleh para pendeta rumah suci Yerusalem akan lenyap, sedang jemaat Qumran akan menang bersamaan dengan kedatangan guru mereka. Kemenangan ini bukan saja terhadap setan, tetapi juga terhadap kematian. Sebuah kemenangan yang menjadi pertanda dimulainya kehidupan abadi dan keselamatan manusia untuk selama-lamanya.
Jemaat Qumran menantikan saat kembalinya sang guru bijak ke alam kehidupan lagi. Dan kembalinya ini merupakan isyarat telah tibanya hari akhir (hari kiamat) dan dimulainya hisab. Guru itulah yang nantinya akan memimpin perang keselamatan terakhir untuk melenyapkan kejahatan dan kegelapan kemudian menggantikannya dengan zaman kecerahan abadi. Di samping itu, pendeta jahat -si tukang bohong dan munafik- yang ketika memimpin Israel, meninggalkan Tuhan dan mengkhianati syariat demi harta, mencuri dan mengumpulkan harta orang-orang yang tidak mempunyai kasih sayang dan menentang Tuhan, begitulah dia merampas harta orang lain hingga menambahkan dosa dan kelaliman ke dalam sifatsifatnya. Namun demikian, naskah yang memuat komentar atas kitab Habakuk menyebutkan bahwa pendeta jahat itu menemui ajalnya di tangan musuhmusuhnya karena telah berbuat salah terhadap Tuhan.
Selanjutnya, di antara naskah-naskah yang ditemukan di gua Qumran nomor 1 ada satu naskah yang dinamakan dengan naskah "Peperangan". Naskah ini menceritakan secara terperinci pertikaian rohani yang terjadi antara sebuah kelompok yang disebut dengan "Putra Cahaya" dan kelompok lain yang disebut dengan "Putra Kegelapan" yang kadangkadang juga dinamakan dengan "Kitim". Selain itu, naskah ini juga menggunakan nama-nama bangsa dan suku kuno secara simbolik untuk menyatakan berbagai pihak yang ikut serta dalam peperangan ini. Misalnya, dia menggunakan nama Lewi, Yehuda dan Edom berhadap-hadapan dengan Adom, Benyamin, Moab, putra-putra Amon dan bangsa Filistia. Semua bangsa dan suku yang tersebut ini adalah bangsa dan suku yang pernah tinggal di tanah Palestina dan Yordan pada abad kedua belas sebelum Masehi. Selanjutnya, di samping nama-nama itu masih ada satu nama lagi, yaitu Kitim Asyur. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam naskah "peperangan" bahwa pertempuran menentukan yang dilancarkan oleh putra-putra Cahaya terhadap pasukan Beleal (yaitu setan) yang terdiri dari putra-putra Kegelapan akan dimulai ketika Putra-putra Cahaya yang diasingkan pulang dari pengasingan di tengah padang gurun dan mendirikan kemah di gurun Jerusalem. Setelah pertempuran selesai, mereka bertolak dari sana untuk memerangi raja Kitim di Mesir yang akan memerangi raja-raja utara dan dengan kemurkaannya akan melenyapkan sisa-sisa pasukan mereka.
Setelah itu, mulailah fase berdaulatnya bangsabangsa yang tunduk kepadanya, dihabisinya bangsabangsa Beleal secara total dan akan habis pula kekuasaan Kitim. Segala kejahatan pun akan dikubur tanpa terkecuali, tetapi putra-Putra Kegelapan masih tersisa.
Kitab Peperangan ini merupakan tafsiran simbolik tidak nyata atas pertikaian antara "Putra Cahaya" dan "Putra Kegelapan". Menurut keyakinan yang berlaku, pertikaian itu akan berlangsung selama empat puluh hari dan fase-fasenya pun telah ditentukan. Kita juga melihat bagaimana dua kekuatan itu hampir seimbang, tetapi Allah Yang Maha Kuat segera turun tangan dan melancarkan pukulan abadi kepada setan beserta segenap jemaat dan kerajaannya.
Lebih jelasnya, naskah itu berisi:
- Pernyataan perang melawan Kitim
- Pengaturan kembali peribadatan di rumah suci Yerusalem.
- Penyusunan siasat peperangan yang akan berlangsung selama empat puluh hari.
- Naviri (terompet) yang berjumlah tiga belas. Masing-masing memiliki arti tertentu. Ada yang menandakan pengumuman perang, ada yang menandakan diakhiri peperangan dan demikian selanjutnya.
- Penentuan bendera-bendera yang menaungi tentara dan dibawa oleh regu-regu yang bermacam-macam.
- Koordinasi pasukan dan angkatan yang akan menempati garda depan.
- Jalur perjalanan regu pejalan kaki penyerbu
- Koordinasi dan gerak regu penunggang kuda
- Umur-umur tentara yang ikut serta dalam peperangan. Tiap regu terdiri dari para prajurit yang memiliki umur tertentu.
- Pengaturan kemah-kemah tempat berkumpulnya regu-regu tentara.
- Fungsi pendeta-pendeta jemaat pada saat peperangan berkecamuk.
- Khutbah yang akan disampaikan dan doa-doa yang akan diikuti oleh semua tentara.
- Doa terakhir yang akan dipanjatkan pada saat kemengan telah diraih, juga cara menyelenggarakan pesta kesyukuran.
Pasukan Putra Cahaya terdiri dari regu pejalan kaki dari anak-anak muda yang umur mereka berkisar antara lima belas hingga tiga puluh tahun, regu penungang kuda berusia antara tiga puluh tahun hingga empat puluh tahun, kemudian para perwira yang berusia antara empat puluh hingga enam puluh tahun serta para komandan yang berusia antara lima puluh hingga enam puluh tahun. Sedang para pendeta Jemaat bertugas meniup terompet peperangan untuk memberikan tanda dimulainya penyerangan dan tanda untuk mundur. Sebelum perang dimulai, seluruh anggota pasukan Putra Cahaya melakukan shalat jamaah kemudian berteriak sekeras-kerasnya untuk membuat takut hati musuh. Setelah itu mereka bergerak maju di bawah bendera yang bertuliskan "Bangsa Tuhan". Pada saat itu, berdasarkan informasi yang tersebut dalam naskah peperangan, murka Allah akan berkobar dan membakar Beleal (setan) dan jemaat yang menyertainya hingga tidak ada satu pun yang tersisa.
Ada kemiripan yang cukup jelas antara beberapa bagian dari naskah Peperangan milik jemaat Qumran dengan yang tersebut dalam fasal sebelas dari kitab Nabi Daniel yang berasal dari tahun 160 sebelum Masehi. Di situ disebutkan:
Daniel 11: 40-45
11:40 Tetapi pada akhir zaman raja negeri Selatan akan berperang dengan dia, dan raja negeri Utara itu akan menyerbunya dengan kereta dan orang-orang berkuda dan dengan banyak kapal; dan ia akan memasuki negeri-negeri, dan menggenangi dan meliputi semuanya seperti air bah.
11: 41 Juga Tanah Permai akan dimasukinya, dan banyak orang akan jatuh; tetapi dari tangannya akan terluput tanah Edom, tanah Moab dan bagian yang penting dari bani Amon.
11: 42 la akan menjangkau negeri-negeri, dan negeri Mesir tidak akan terluput.
11: 43 la akan menguasai harta benda emas dan perak dan segala barang berharga negeri Mesir, dan orang Libia serta orang Etiopia akan mengikuti dia.
11: 44 Tetapi kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara akan mengejutkan hatinya, sehingga ia akan keluar dengan kegeraman yang besar untuk memusnahkan dan membinasakan banyak orang.
11: 45 la akan mendirikan kemah kebesaranya di antara laut dan gunung Permai yang kudus itu, tetapi kemudian ia akan menemui ajalnya dan tidak ada seorang pun yang menolongnya. "
Daniel 12: 1-2
12: 1 " pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsabangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.
12: 2 Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun. sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Demikianlah, kita mendapatkan perbedaan mendasar antara keyakinan-keyakinan jemaat Qumran dengan ajaran-ajaran para Pendeta Rumah Suci Yerusalem, hingga menjadikan mereka mewakili beleal atau setan.
Namun begitu, dalam waktu yang sama juga mendapatkan perbedaan pokok antara hal-hal yang diserukan oleh jemaat Qumran Esenes dan dogmadogma Kristen setelah itu. Demikianlah hal ini terjadi, meskipun ada sisi kesamaan antara dogma-dogma jemaat Qumran dengan ajaran-ajaran yang diserukan oleh Yohanes pembaptis (Yahya) pada awal masa Kristen. Dalam Injil Matius, fasal 3 telah disebutkan bahwa: Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!". Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya ".
Siapakah Sejatinya Guru Bijak dan Pendeta Jahat di Qumran?
Siapakah Guru Bijak bagi Jemaat Qumran dan siapa pula Pendeta jahat? Injil Matius menceritakan tentang kelahiran Almasih ;
"Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang orang Majus dari Timur ke Jerusalem dan bertanyatanya: Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. " Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Jerusulem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi." (Matius 2 : 1 - 5)
"Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku.... " (Matius 2 : 7 - 8)
"Setelah mendengur kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada "... .... lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada -Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (Matius 2 : 9, 11)
"Dan karena diperingatkan dalam mintpi, supaya jangan kemhali kepada Herodes.....2: 13 Seteluh orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencuri Anak itu untuk mernbunuh Dia." (Matius 2 : 12 - 13).
"Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah Lalu ia menyuruh membunuh sernua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu ". (Matius : 16)
"Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katatnya ; "Bangunlah, ambillah anak itu.serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena rnereka yang hendak rnemhunuh Anak itu sudah mati." (Matius 2 : 19-20)
Padahal, Raja Herodes telah mati pada tahun ke-4 SM, oleh sebab itu maka sejatinya kelahiran Almasih dan tragedi pembunuhan anak-anak bayi - berlandaskan para riwayat ini - semestinya terjadi pada masa sebelumnya, apalagi Injil-Injil Perjanjian Baru menentukan bahwa kematian Almasih terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Romawi Pontius Pilatus yang memerintah Palestina antara tahun 26 - 36 M. Berhubung Jemaat Qumran bisa jadi telah ada semenjak tahun ke-2 SM, hingga pertengahan abad ke-1 M -yang meliputi masa kelahiran dan kematian Almasih- sebagian besar kalangan memperkirakan akan dapat menemukan sumber-sumber yang menyinggung atau mengomentari peristiwa ini, membenarkan atau menafikan penafsiran-penafsiran yang berkembang.
Namun sayang tulisan-tulisan kuno dari Qumran yang telah diterjemahkan dan dipublikasikan sama sel<ali tidak memberikan pengetahuan apapun berkenaan dengan masalah ini. Tidak sedikitpun disinggung peristiwa pembantaian anak-anak balita di zaman Herodus dan penyaliban Almasih di masa Pontius Pilatus. Daripada mengangkat tema tersebut, Jemaat Qumran justru membicarakan sosok manusia yang lain -tanpa menyebutkan nama dan masa kehidupannya- Dia disebut sebagai Guru Bijak yang telah mati pada masa lalu dan mereka sedang menantikan kedatangannya kembali.
Dari tulisan-tulisan yang ada dalam kepemilikan Jemaat Qumran, didapat kejelasan bahwa orang-orang dari sekte Esenes berkeyakinan bahwa mereka mewakili golongan "perjanjian baru" berhadapan dengan "perjanjian lama" sebagaimana klaim Yahudi. Inti ajaran "perjanjian lama" bagi Yahudi dibangun di atas dasar kepatuhan mereka untuk mengkhitankan anak laki-laki, sebagaimana termaktub dalam Kitab Kejadian, tatkala Tuhan berfirman kepada Ibrahim :
"Dan pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku. engkau dan keturunanmu turuntemurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-Iaki di antara kamu, turun-temurun; baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku. " (Kejadian 17: 9-14)
Ketika lahir Agama Kristen, Paulus mengatakan bahwa karakteristik "perjanjian lama" yang berlandaskan afiliasi berdasarkan hubungan darah, telah berakhir. Ini di pihak lain merupakan pertanda dimulainya "masa perjanjian baru", bagi siapa saja yang beriman pada kebangkitan Almasih.
Selain mereka, Jemaat Esenes Qumran - diperkirakan telah ada puluhan tahun sebelum kelahiran al-Masih- juga mengklaim bahwa mereka pun mewakili golongan "perjanjian baru", meskipun bahwa Jemaat ini telah menjadi bagian integral dari eksistensi Yahudi. Inti ajaran "perjanjian baru" adalah bahwa setiap orang yang beriman pada kebangkitan Almasih -atau yang beriman pada kehidupan akhirat - tidak akan mengalami mati, sebab yang mati hanyalah wujud materi (jasad), sedangkan arwah bersifat abadi. Sebagaimana dimaklumi bahvra ajaran Yahudi dari para pendeta Rumah Suci di Jerusalem tidak mengimani wujud arwah, tidak pula kehidupan sesudah mati, dan justru persoalan-persoalan tersebut menjadi substansi ajaran Kristen.
Berdasarkan sumber-sumber dari tulisan mereka sendiri, dapat diketahui bahwa Jemaat Qumran mempunyai seorang guru yang dijuluki sebagai "Guru Bijak", yang hidupnya berakhir tragis dan berdarah; pada masa lalu yang tidak diketahui bilangan tahunnya secara pasti dan diperkirakan pada tahun ke-2 SM.
Yang menyebabkan kematiannya adalah seorang Pendeta jahat. Berdasarkan keterangan yang tertera dalam tulisan-tulisan tangan yang berisi penafsiran atas Kitab "Habakuk" dan juga dalam Kitab "Pertempuran antara Anak Cahaya dan Anak Kegelapan", disebutkan bahwa "Tuhan telah membeberkan kepadanya semua rahasia para Nabi Hamba Tuhan". Perlu dicamkan, bahwa di sana terdapat persamaan yang cukup besar antara "Guru Yang Bijak" dengan "Isa Almasih" yang kita kenal melalui tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru dan dari AI-Qur'an. Seorang peneliti berkebangsaan Perancis, Andre Dupont-Sommer, telah melakukan studi perbandingan di antara keduanya, dan mengeluarkan pernyataan : "Murid-murid meyakini bahwa Guru Bijak -yang mirip dengan Yesus- itu adalah Almasih hamba Allah dan Juru Selamat. Keduanya sama-sama menentang kependetaan Yahudi, sama-sama dihukum mati, sama-sama menghujat kependetaan Rumah Suci Jerusalem dan keduanya memimpin sebuah jemaat yang anggota-anggotanya sedang menantikan kedatangan dirinya pada akhir zaman untuk memimpin dunia".
Namun demikian, dalam penafsiran mereka atas urgensi naskah-naskah Qumran dalam upaya mengetahui asal usul Kristen, para peneliti berbeda pandangan mengenai masalah ini, Sebagian menafikan adanya hubungan antara Jemaat Qumran dan Sejarah Kristen, sedangkan sebagian lain seperti Profesor Tatcher dari University of Cambridge berkeyakinan bahwa Guru Bijak itu tidak lain adalah Isa Almasih dan orang-orang Esenes itu adalah para penganut Kristen golongan pertama.
Bahkan, salah seorang dari delapan peneliti yang dipilih oleh pemerintah Jordan untuk melakukan studi atas transkrip kuno dari Qumran, yakni John Allegro, dari Manchester University berpendapat bahwa Yesus sama sekali bukan "tokoh historis" akan tetapi dia adalah "tokoh mitologis". Edmund Wilson, penulis berkebangsaan Amerika Serikat, pada beberapa tulisannya menyatakan bahwa kelahiran agama Kristen itu sesungguhnya bukan di Betlehem, tetapi di Qumran. Hanya saja mayoritas peneliti tidak begitu saja mengiyakan pendapat yang sangat radikal ini, namun mereka juga tidak menafikan bahwa tulisantulisan kuno dari Qumran itu kelak akan membawa perubahan besar dalam menafsirkan rentetan peristiwa yang terjadi pada periode awal sejarah Kristen yang masih terselubung. William F. Albright - peneliti dari Amerika Serikat yang mempunyai banyak sekali tesis arkeologis Palestina dan tulisan-tulisan kuno- mengatakan, "sumber-sumber terbaru ini akan melahirkan perkembangan spektakuler sehubungan dengan pandangan kita terhadap sejarah awal agama Kristen,". Tetapi di sekelompok akademisi yang terdiri dari para guru besar jurusan studi Perjanjia Lama mengatakan bahwa Yesus justru merupakan salah seorang murid dalam Jemaat Qumran sehingga dengan demikian, ajaran-ajaran Yesus, praktis bersumber dari Jemaat tersebut.
Upaya-upaya para ilmuwan sejarah dan arkeologi menemui jalan buntu sebelum berhasil menyingkap jati diri "guru bijak" dan "si pendeta jahat". Untuk itu diusulkan beberapa nama yang pernah disebut oleh sejarah penguasa-penguasa Kerajaan Yehuda Hasmoneon sekitar abad ke-2 SM. Namun sejauh itu tidak ada sesuatu yang menguatkan asumsi tersebut, bahkan Yosephus, Sejarawan Yahudi paling populer di masanya, sedikitpun tidak pernah menyinggung jati diri kedua orang misterius itu. Pendapat yang cukup kuat adalah sang guru hidup pada abad sebelumnya dan di samping itu, para anggota Jemaat berkeyakinan bahwa para pendeta rumah suci Jerusalem adalah para penerus pendeta jahat dan perwujudan setan di muka bumi.
Semua yang kita ketahui tentang tulisan-tulisan kuno Jemaat Qumran menyebutkan, Guru bijak itu mengetahui penafsiran yang benar atas ajaran-ajaran para Nabi, aturan-aturan pelaksanaan perayaan hari raya. Sedangkan Pendeta jahat -yang kadangkala disebut Pendeta pendusta- berselisih pendapat dengan sang Guru kemudian dia memeranginya. Sang guru melarikan diri bersama para murid ke sebuah tempat di wilayah Damsyik, namun bukan kota Damaskus, ibukota Suriah dewasa ini. Nama ini dipergunakan untuk menunjukkan lokasi tertentu yang dirahasiakan dan tidak mengetahuinya secara pasti kecuali para murid. Sebagaimana dimaklumi bahwa Jemaat Qumran menafsirkan tulisan-tulisan mereka seolaholah tulisan itu adalah rangkaian rumus. Para calon anggota Jemaat diwajibkan mengucapkan sumpah untuk tidak membocorkan makna-makna khusus yang mereka pergunakan untuk menafsirkan peristilahan seperti itu. Namun pada akhirnya pendeta jahat itu datang dan menyerang sang guru di tempat persembunyiannya. Penyerangan sang guru oleh pendeta jahat terjadi pada hari yang kemudian dikenal dengan "hari raya Kipur" atau "hari pengampunan". Kemudian si pendeta menangkap sang guru dan menelannya. Riwayat yang lain menyebutkan bahwa Tuhan telah menyelamatkan dia dari mereka.
Yang perlu menjadi catatan adalah, pendapat otoritas gereja hingga abad ke-4 M, mereka mengatakan bahwa Yesus mempunyai wujud yang telah ada sebelum dia menampakkan dirinya kepada para sahabatnya di Palestina. Josephus, Sejarawan gereja paling awal, mengatakan, "Yesus memiliki sosok yang kembar...., masing-masing dari Yesus dan Almasih merupakan nama yanq dipuja, hingga oleh para nabi Allah semenjak asal. Tugas saya di sini untuk menjelaskan bahwa kekudusan dan keagungan nama ini pun telah disebutkan oleh Nabi Musa ... Ketika Musa menyampaikan kepada Tuhan tentanq sifat Pendeta Terbesar - dia adalah orang paling kuat - Almasih telah memanggilnya. Musa bersama Roh Kudus juga telah sempat meramalkan denqan tepat julukan bagi Yesus. Musa merasa bahwa ia juga berhak mendapatkan keistimewaan khusus, yang belum pernah didengar oleh telinga manusia, sehingga menjadi jelas bagi Musa bahwa julukan Yesus yang diberikannya pada kesempatan pertama dan satusatunya bagi seorang laki-laki yang -secara simbolis - diketahui bahwa dia akan menjadi pengqanti dirinya sesudah ia mati. "
Nabi-nabi yang menggantikan Musa hingga waktu itu tidak seorangpun yang menyandang nama Yesus. Nama yang ada adalah Yoshea, nama pemberian sang ayah. Sedangkan Musa telah memanggil Yesus dengan menyertakan julukannya sebagai penghormatan tertinggi yang tidak dapat diukur harganya, bahkan lebih agung dari dari mahkota kerajaan manapun di bumi.
Kita mendapati bahwa orang-orang Yebus hampir saja berkeyakinan bahwa Yoshea bin Nun itulah pengganti Musa, dan dia pulalah Yesus Kristus (Almasih). Ia tidak saja membawa nama yang sama, namun ada kemiripan di antara keduanya, di mana masing-masing menjadi pengganti Musa. Persoalannya di sini adalah, mestinya Yoshea hidup pada zaman Musa, sekitar abad ke-14 SM, sedangkan Yesus hidup pada permulaan abad pertama M. Semua pembicaraan ini menyimpan rangkaian rumus yang diketahui oleh para pendeta-pendeta gereja abad pertama, sebagaimana pula diketahui oleh para anggota Jemaat Qumran.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tulisan-tulisan kuno di Qumran, tidak saja menegaskan sesuatu yang telah dimaklumi sebelumnya, tapi bahkan membuka wacana baru untuk bahan kajian. Tidak disangsikan, apapun alasannya, naskah yang telah dipublikasikan telah sempat mengundang pelbagai pertanyaan yang perlu mendapatkan jawaban, terlepas apakan naskahnaskah yang masih tersisa akan dipublikasikan atau tidak.