- Back to Home »
- Berita Nasional »
- Lima Pembelaan FPI Untuk Tragedi Kendal
Posted by : Marketing IndiHome
Jumat, 19 Juli 2013
Lima Pembelaan FPI Untuk Tragedi Kendal - Sweeping tempat maksiat yang dilakukan ormas Front Pembela Islam (FPI) di daerah Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah berbuah bentrokan. Ribuan warga yang tidak terima dengan sweeping mengamuk dan balik menyerang ratusan massa FPI.
Bentrokan mengakibatkan beberapa orang terluka, dan seorang Ibu meninggal karena ditabrak mobil ormas anti maksiat itu.
Namun kini kondisi Sukorejo sudah aman. Sebanyak 26 anggota ormas diperiksa polisi, dan hanya 3 orang ditetapkan sebagai tersangka. Akibat tragedi itu, FPI panen hujatan, hingga menjurus minta agar pemerintah membubarkan ormas yang diasuh Habib Rizieq itu.
Namun demikian, bukan FPI kalau tak bisa memutar alasan untuk membela diri. Berikut ini 5 pembelaan FPI atas tragedi sweeping berdarah itu:
1. Sebut bentrokan karena provokasi bandar togel
Pembelaan ini dikatakan Ketua Divisi Advokasi DPD Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah Zaenal Abidin Petir. Dia membeberkan alasan mengapa melakukan sweeping di Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Alasannya, di Kendal menjamur judi togel di bulan Ramadan.
"Berdasarkan laporan masyarakat di Sukorejo banyak ditemukan judi togel. Kami menemukan ada 10 titik judi togel yang beroperasi di siang hari," kata Zaenal kepada merdeka.com, Jumat (19/7).
Para anggota FPI ini kemudian melakukan sweeping dan mengamankan kupon judi kuda lari. Nantinya, barang bukti ini akan diserahkan ke polisi. "Karena kalau melapor ke polisi itu mereka (polisi) selalu minta bukti," jelasnya.
Setelah dari situ, puluhan anggota FPI kemudian melakukan pawai ke sebuah lokalisasi bernama Alas Karet atau Alaska. Namun saat menuju ke sana, iring-iringan FPI ini diserang. "Yang menyerang ini ya bandar togel dan preman yang tidak terima. Kemudian mereka memprovokasi warga untuk menyerang anggota FPI," ujarnya.
2. Tuding penyerang FPI adalah preman
Selain bandar togel, Ketua Divisi Advokasi DPD FPI Jawa Tengah Zainal Abidin Petir juga menyebut peran preman dalam bentrok tersebut. "Yang menyerang ini ya bandar togel dan preman yang tidak terima. Kemudian mereka memprovokasi warga untuk menyerang anggota FPI," ujarnya.
Dia juga menyesalkan kenapa anggota FPI saja yang ditangkap, sementara penyerang anggotanya tidak. "Mengapa dua tersangka ditetapkan hanya gara-gara membawa senjata tajam. Padahal saat kejadian banyak juga preman-preman yang membawa senjata tajam. Tapi mereka tidak ditangkap," ujarnya.
3. Tabrak orang karena kondisi simalakama
Kali ini yang bicara Ketua DPD FPI Jawa Tengah Syihabudin. Menurut dia, soal insiden tertabraknya warga, Syihabudin pun menjelaskan bahwa posisi mobil yang dikendarai anggota FPI itu simalakama, posisinya dikejar orang.
"Kalau tidak lari kena orang. Posisinya dikejar. Saat itu saya di masjid (Masjid Agung Sukorejo dekat alun-alun tempat FPI diamankan saat kejadian)," terangnya.
4. Berkilah bentrokan itu di luar kendali
Ketua DPD FPI Jawa Tengah Syihabudin juga berdalih kalau sebenarnya sejak awal FPI sudah berkoordinasi dengan polisi. Namun, situasi di lapangan di luar kendali. "Inginnya prosedural, tapi namanya anak buah, ada yang model-model, biasa," tegasnya.
Akibatnya, sweeping hari itu berujung bentrok. Mereka diserbu ribuan warga yang tidak terima dengan kekerasan yang mereka lakukan hingga menyebabkan seorang ibu tewas dan beberapa orang terluka.
5. Tidak akan gelar sweeping kalau aturan ditegakkan
Pada bulan Ramadan ini, Front Pembela Islam (FPI) wilayah Jawa Tengah berkomitmen untuk tidak melakukan penyisiran atau sweeping tempat hiburan malam yang nekat melanggar aturan operasional. FPI akan tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh polisi.
"Kami tidak akan melakukan sweeping selama Ramadan, selama tempat-tempat hiburan ini menjalankan aturan yang telah ditetapkan," kata Wakil Ketua FPI wilayah Jawa Tengah Zainal Abidin.
FPI juga akan mengutamakan komunikasi dalam menegakkan aturan yang ada, khususnya dengan aparat penegak hukum. Menurut dia, FPI ingin mengubah pandangan masyarakat selama ini yang dinilai anarkis. "Kami ingin menunjukkan FPI yang santun, humanis, namun tegas," katanya.
[ sumber ]