Archive for Agustus 2009
Rekor Mengecat Rambut Terbanyak
Cina mengaku bikin rekor mewarnai rambut mereka bersama dengan jumlah orang yang sangat banyak. Berapa banyak jumlahnya ya? Dalam rangka membuat rekor baru, sekitar 500 orang berusai pertengahan dan juga usia yang lebih tua berkumpul di aula olah raga di Universitas Shanghai. Adapun para partisipan, dimana rambut mereka seluruhnya beruban atau sebagian masih berwarna abu-abu, berlomba-lomba melihat siapa yang bisa mewarnai dengan cepat rambut mereka dengan cat rambut warna hitam. Adapun dari hasil yang didapat, ternyata waktu tercepat menyelesaikan tugas tersebut adalah sekitar 1 menit sedang yang paling lambat adalah sekitar 9 menit, 1 detik. Rekor baru tersebut kabarnya disaksikan dan juga disahkan oleh Kantor Rekor Cina dan Shanghai Institue of Measurement and Testing Technology.
Sang Pengendara Cilik Mendapatkan SIM di Usia 3 Tahun
Azeem berhasil membutktikan dirinya mampu mengendalikan sepeda motor laki-laki berjenis Royal Enfield Bullet milik ayahnya yang cukup besar dengan baik Sepeda motor tersebut telah dimodifikasi oleh ayahnya hingga Azeem cukup aman mengendarainya.
Menurut Shantanu, ayah Azeem yang tinggal di New Delhi, anaknya itu bisa mengendarai motor meski kakinya belum bisa menjangkau tanah bahkan lebih aman daripada seorang pria dewasa sekalipun.
Pertama kalinya, setiap didudukkan diatas sepeda motor, Azeem selalu berusaha meraih kemudi dan ingin mengendarai sepeda motor tersebut. Sang ayah yakin, suatu ketika, anaknya bakal menjadi seorang pembalap motor profesional.
Dan meskipun bocah tersebut telah mendapatkan SIM, namun sang ayah melarang sang bocah untuk mengendarai sepeda motor di jalan raya sekalipun bulan depan usianya telah beranjak menjadi 4 tahun.
"Tentu saja saya tidak akan membiarkan dia berkendara di jalan raya tanpa saya dampingi. Saya percaya Azeem namun saya tidak percaya pembalap lainnya," kata sang ayah.
"Sebenarnya yang benar-benar diinginkan oleh anak saya adalah sebuah Harley Davidson, akan tetapi dia harus menunggu beberapa tahun lagi untuk itu," tambah ayahnya menutup pembicaraan seperti dikutip dari Ananova.
Wah, nyentrik juga ini anak.
Sara Bokker, Hidayah Allah untuk Sang Model
Kehidupan glamour dan dunia entertainment merupakan gaya hidup yang mengantarkan penikmatnya pada kemerosotan moral.
''Barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya) niscaya disesatkan-Nya. Dan, barang siapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk) niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.'' (QS Al-An'am: 39).
Ayat serupa juga dapat ditemukan pada surah Alqashash ayat 56, Albaqarah ayat 142 dan 272, serta Ali Imran ayat 73.
Ayat ini rupanya tepat disematkan pada Sara Bokker, seorang model, aktris, sekaligus aktivis dan instruktur fitnes. Allah memberikan hidayah dan petunjuk padanya untuk menerima kedamaian agama Islam.
Kehidupannya sebagai seorang model, aktris, dan pelatih fitnes mulai dirasakannya sebagai sebuah rutinitas yang membosankan dan hanyalah gaya hidup semata.
Seperti umumnya gadis remaja Amerika yang tinggal di kota besar, Bokker menikmati kehidupan yang serbagemerlap. Ia pernah tinggal di Florida dan South Beach, Miami, yang dikenal sebagai tempat yang glamor di Amerika. Kehidupan Bokker ketika itu hanya terfokus pada bagaimana ia menjaga penampilannya agar menarik di mata orang banyak.
Setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa selama ini dirinya sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi tawanan penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagian diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serbaglamor.
Dunia entertainment yang telah membesarkan namanya itu tak membuat hidupnya menjadi lebih tenang, damai, dan nyaman. Kerap kali, ia mengalami ketegangan dan kebingungan dalam menjalani hidup. Bokker pun mulai mengalihkan kegiatannya dari pesta ke pesta dan alkohol menuju ke meditasi, mengikuti aktivitas sosial, dan mempelajari berbagai agama.
Perkenalannya dengan agama Islam justru diawali ketika banyak orang menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW ini sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, terorisme, pedang, dan lain sebagainya.
Apalagi, saat terjadinya peristiwa pengeboman World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan jaringan Islam. Peristiwa yang menewaskan sekian ribu orang itu begitu membekas di benaknya.
Namun, di balik upaya sekelompok orang mendiskreditkan Islam, Sara Bokker menemukan hidayah Allah. Ia mulai menaruh perhatian besar pada agama Islam. Benarkah agama Islam sebagai tempat teroris?
''Pada titik itu, saya masih mengasosiasikan Islam dengan perempuan-perempuan yang hidup di tenda-tenda, pemukulan terhadap istri, dan dunia teroris. Sebagai seorang feminis dan aktivis, saya menginginkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia,'' papar Sara.
Pandangannya tentang Islam belum berubah. Namun, keinginannya untuk mengenal agama ini begitu kuat. Hingga akhirnya ia pun menemukan sebuah Alquran yang dikemas secara apik. Ia pun kemudian berusaha untuk membaca (terjemahannya--Red) dan mempelajari isinya. Ia mempelajari kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta (Khalik) dan yang diciptakan (makhluk).
''Isi Alquran sangat menyentuh hati dan jiwa saya yang paling dalam, tanpa perlu saya menginterpretasikan atau menanyakannya pada pastor,'' tambahnya.
Inilah kebenaran firman Allah yang tertuang dalam surah al-An'am ayat 125. ''Barang siapa yang dikehendaki Allah untuk diberi petunjuk niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan, barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatan niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.''
Sara Bokker pun mulai menemukan jati dirinya kembali. Jiwanya yang dahulu labil, goyah, dan gampang putus asa secara perlahan bangkit kembali. Ia benar-benar menemukan kedamaian ketika memahami kitab suci Alquran yang selama ini dipandang negatif oleh sekelompok orang Barat. Baginya, Alquran telah memberikan petunjuk dan pencerahan dalam mengarungi kehidupan yang lebih baik.
Maka, tanpa ragu dan bimbang, Sara Bokker, seorang sang model, pelatih fitness, dan aktris yang telah menjadi salah satu public figure, akhirnya mendeklarasikan diri menjadi seorang Muslimah. Asyhadu an Lailaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.
Kedamaian berjilbab
''Saya membeli gaun panjang yang bagus dan kerudung seperti layaknya busana Muslimah dan saya berjalan di jalan dan lingkungan yang sama, di mana beberapa hari sebelumnya saya berjalan hanya dengan celana pendek, bikini, atau pakaian kerja yang elegan,'' tutur Bokker.
Setelah mengenakan busana Muslimah, terang Bokker, untuk pertama kalinya ia merasa benar-benar menjadi seorang perempuan. Ia merasakan rantai yang selama ini membelenggunya sudah terlepas dan akhirnya menjadi orang yang bebas.
Tak lama berselang, setahun setelah mengikrarkan diri menjadi Muslimah, Allah menganugerahinya seorang suami yang baik dan bisa mengajak dirinya menjadi Muslimah yang taat beribadah.
Dengan dukungan suaminya, ia pun menggunakan jilbab lengkap dengan cadarnya (burqa). Kendati suaminya telah menyampaikan bahwa jilbab hukumnya wajib, sedangkan cadar tidak wajib, Sara Bokker yakin dengan bercadar, dirinya akan makin nyaman. Karena itu, ia pun mengambil keputusan menjadi Muslimah yang sesungguhnya.
''Alasannya, saya merasa Allah akan lebih senang dan saya merasa lebih damai daripada cuma mengenakan jilbab saja,'' kata Bokker.
Perjuangkan Kebebasan Berbusana Muslimah
Tak lama setelah ia mengenakan pakaian Muslimah lengkap dengan cadarnya, media massa setempat banyak memberitakan pernyataan dari para politikus, pejabat Vatikan, serta kelompok aktivis kebebasan dan hak asasi manusia yang mengatakan bahwa cadar (niqab atau burqa) adalah penindasan terhadap perempuan, hambatan bagi integrasi sosial, dan belakangan seorang pejabat Mesir menyebut jilbab sebagai pertanda keterbelakangan.
Sara tak mau ambil peduli. Ia menganggap pernyataan sang pejabat tersebut sangat munafik. ''Pemerintah dan kelompok-kelompok yang katanya memperjuangkan hak asasi manusia berlomba-lomba membela hak perempuan ketika ada pemerintah yang menerapkan kebijakan cara berbusana, tapi para pejuang kebebasan itu bersikap sebaliknya ketika kaum perempuan kehilangan haknya di kantor atau sektor pendidikan hanya karena mereka ingin melakukan haknya mengenakan jilbab atau cadar,'' kritiknya.
Sara Bokker yang kini berganti menjadi Muslimah berjanji akan terus aktif di dunia perempuan dan feminis. Ia sebagai seorang feminis Muslim yang berseru kepada para Muslimah untuk tetap menunaikan tanggung jawabnya dan memberikan dukungan penuh kepada suami-suami mereka agar menjadi seorang Muslim yang baik. Selain itu, mereka juga membesarkan dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi Muslim yang berkualitas sehingga mereka bisa menjadi penerang dan berguna bagi seluruh umat manusia.
Di samping itu, Sara Bokker juga menyerukan kaum perempuan untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan kemungkaran, menyebarkan kebaikan dan menentang kebatilan, memperjuangkan hak berjilbab ataupun bercadar, serta berbagi pengalaman tentang jilbab dan cadar bagi Muslimah lainnya yang belum pernah mengenakannya.
Ia mengungkapkan, banyak mengenal Muslimah yang mengenakan cadar dari kaum perempuan Barat yang lebih dulu menjadi mualaf. Beberapa di antaranya, kata Sara Bokker, bahkan belum menikah. Kendati sebagian keluarga dan lingkungan mereka menentang penggunaan cadar, '' Mereka tetap menganggap bahwa mengenakan cadar adalah pilihan pribadi dan tak seorang pun boleh menyerah atas pilihan pribadinya sendiri,'' tegasnya.
Jika sebelumnya bikini dan kehidupan glamor ala Barat menjadi simbol kebebasan dirinya dalam memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, kini simbol-simbol kebebasan tersebut tidak lagi membuatnya merasa bahagia dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat.
Mulai saat ini, kedua simbol kebebasan tersebut telah digantikan dengan busana Muslimah lengkap beserta cadar, yang menurutnya, adalah sebuah simbol baru bagi kebebasan perempuan dalam mencari jati dirinya dan yang berhubungan dengan sang Pencipta.
''Kepada kaum perempuan, janganlah mudah menyerah kepada stereotipe negatif yang ditujukan kepada pakaian Muslimah ini. Karena, Anda (sekalian) tidak akan mengetahuinya ada yang hilang dari diri Anda.''
Berat Badan 146 Kg Di Usia 9 Tahun
Dzhambik Khatokhov, bocah berusia 9 tahun memiliki badan 146 kilogram dengan berat 158 sentimeter.
"Dia terus tumbuh ke atas dan ke samping. Apa yang bisa saya perbuat, karena memang beginilah dia sebagaimana diciptakan Tuhan," kata Nelya, ibu Dzhambik, seperti dikutip The Sun.
Ukuran sepatu Dzhambik pun sama dengan orang dewasa. Orangtuanya tidak curiga putranya akan menjadi semakin gemuk. Namun, tanda-tanda kegemukan mulai muncul sejak usia satu tahun dengan berat badan mencapai 13 kg. Hingga pada usia 3 tahun, dia sudah bisa mengangkat beban seberat 15 kg.
Sadar akan potensinya, Dzhambik pun pernah pergi ke Jepang pada 2004 untuk belajar sumo.
Gila! Menikah Dengan Gaun Sepanjang 2,3 Km
Di sepanjang gaun yang dikenakan Lin, dihiasi dengan pin mawar merah berjumlah 9999 buah yang membuat manis gaun tersebut. Menurut mempelai pria, mereka sengaja menggunakan gaun sepanjang itu untuk memecahkan rekor dunia gaun penganting terpanjang yang saat ini tercatat sepanjang 1,579 meter alias lebih dari 1,5 km.
Menurut Zhao, bisa jadi bukan hanya panjang gaun itu saja yang bisa masuk dalam catatan rekor. Jumlah pin bunga mawar merah yang digunakan pun juga bisa dicatat sebagai rekor baru. Meski demikian, tidaklah menjadi masalah jika hal tersebut tidak dapat dicantumkan sebagai rekor.
Zhao seperti dikutip dari ananova.com mengatakan jika dirinya telah mendaftarkan pencapaiannya tersebut kepada Guinness World Records disertai dengan video pernikahannya dengan Lin yang seorang guru berusia 25 tahun.
Mau tahu berapa harga gaun tersebut ? Harganya tak kurang dari £3,500 atau setara dengan lebih dari Rp. 58 juta. Mahal juga ya?
Namun pilihan pernikahan Zhang ini kurang didukung oleh ibundanya, menurut sang bunda, jumlah tersebut terlalu besar dan cenderung boros untuk sebuah gaun. Meskipun sang bunda sadar, bahwa pernikahan adalah momen spesial putranya itu.
Tak Dapat Kerja, Lulusan S1 Menuntut Kampus Tempatnya Kuliah Dulu
Alasan Trina menuntut kampusnya dulu adalah karena dirinya gak bisa mendapatkan pekerjaan.
Adapun dalam tuntutannya itu, Trina meminta kompensasi $70,000 (sekitar Rp 701.400.000) sebagai ganti rugi saat dirinya menuntut ilmu disana.
Dalam tuntutannya itu, Trina mengatakan kalau dirinya gak bisa menemukan pekerjaan atau gaji yang menguntungkan sejak dirinya menerima gelar sarjana di bidang tehknologi informatika di bulan April.
Seperti yang diberitakan Metro.co.uk, Trina juga menyatakan kalau Kantor dari Perkembangan Karir di sekolah Bronx gak menyediakannya cara-cara dan juga nasihat-nasihat berkarir seperti yang dijanjikan.
Pihak jubir Monroe College, Gary Axelbank, mengatakan tuntutan hukum Trina benar-benar bermutu, dan pihak kolega menyatakan mereka bakal menolong lulusan-lulusannya menemukan pekerjaan-pekerjaan.
Gara-gara Monopoli, Pria 54 Tahun Terancam Penjara
Adapun awalnya Kenneth dan seorang wanita (gak disebutkan namanya) lagi main monopoli. Namun ketika si wanita menolak menjual Park Place dan Broadwalk, Kenneth malah memukul si wanita dan merusak kacamatanya.
Karuan si wanita pun akhirnya menelepon polisi.
“Aku sedang berada di tempat tetanggaku. Kami sedang bermain Monopoli dan dia memukulku. Dia menamparku dan memecahkan kacamataku,” ujar si wanita seperti dikutip dari Ananova.com.
Karena kejadian itu banyak para tetangga memberikan komentar dan pendapat mereka.
“Kukira itu merupakan sebuah kekerasan/ kejahatan untuk sebuah permainan yang seharusnya menyenangkan. Menurutku dia menganggap terlalu serius permainan itu,” ujar Nicholas Renze, penghuni setempat.
Tetangga-tetangga yang lain kebanyakan terkejut dengan kejadian itu karena menurut mereka Kenneth dan si wanita itu sering bermain monopoli bersama.
Kenneth sendiri bakal dijadwalkan tampil di sidang minggu depan dan jika kedapatan bersalah, dirinya bisa dipenjara selama 3 bulan.